Satpam Kebingungan Biayai Operasi Lanjutan Anaknya Yang Ususnya Terburai
Petugas satuan keamanan ini bingung mencari sumber pendanaan untuk operasi ketiga dari anak semata wayangnya
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sudah sekitar dua bulan belakangan Ahyani (27) nampak murung. Petugas satuan keamanan ini bingung mencari sumber pendanaan untuk operasi ketiga dari anak semata wayangnya, Azahra Salzabila, balita berusia 1 tahun 7 bulan.
Betapa tidak, Azahra yang lahir prematur dengan kelainan usus yang terburai keluar dari dalam perutnya harus kembali menjalani operasinya yang ketiga. Yani, demikian panggilan Ahyani, yang mencari dana puluhan juta untuk operasi lanjutan.
Padahal utang ke saudaranya untuk membiayai operasi kedua sebesar Rp 30 juta belum terbayar. Dalam waktu dekat, buah hatinya mesti menjalani operasi kembali.
"Saya bingung mesti bagaimana lagi. Hampir semua pihak yang kiranya bisa memberi bantuan sudah saya hubungi," ujarnya.
Putri pasangan Yani dan Yati Haryati asal Desa Narimbang Mulia, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten itu lahir prematur di usia kandungan delapan bulan. Zahra lahir dengan posisi usus anak saya. Letak usus ada di luar perut.
Begitu mengetahui ada kelainan, pihak rumah sakit Adji Darmo Rangkasbitung, Banten kala itu menganjurkan agar Azahra dibawa ke rumah sakit Mitra Kemayoran untuk segera dilakukan operasi.
Operasi pertama pada tanggal 24 Agustus 2014 pun dilakukan di RS Mitra Kemayoran. Usai operasi Azahra dirawat selama 10 hari.
Total biaya yang dikeluarkan keseluruhan saat itu sekitar Rp 100 juta. Biaya tersebut ditanggung pihak rumah sakit dan dokter bedah anak yang mengoperasi yaitu dr Ruanca Bilommi.
Saat itu dokter Ruanca menganjurkan untuk melakukan operasi kedua pada saat Azahra berusia 1 tahun.
Lebih jauh Yani melanjutkan pada tanggal 23 Agustus 2015 ia membawa sang anak kembali ke RS Mitra Kemayoran untuk konsultasi operasi tahap kedua. Kali ini RS Mitra hanya bisa memberikan diskon, Biaya operasi dikurangi hanya menjadi Rp 20 juta, sedangkan biaya obat dan opname sekitar Rp 30 juta.
"Untuk membiayainya, saya mesti berhutang ke saudara sebesar Rp 30 juta. Saudara kami itu juga mesti menjual angkotnya biar dapat uang kontan. Saya harus membayar setiap bulannya Rp 3 juta," ujarnya.
Dengan kondisi yang seperti itu, Yani, kini tak tahu bagaimana lagi untuik mendapatkan dana lagi, karena Azahra mesti menjalani operasinya yang ketiga.
Ia menjelaskan, BPJS Kesehatan yang menjadi langganannya tidak mau membiayai pengobatan sang anak. Alasannya penyakit yang dialaminya itu adalah penyakit bawaan lahir. "Saya kecewa sekali, Karena BPJS menjadi salah satu harapan besar kami," jelasnya.
Kepada Tribunnews.com, Ahyani pun memberikan kontak barangkali ada pembaca dermawan yang ingin memberikan bantuan untuk meringankan penderitaan sang buah hati.
Nomor telepon Yani: 087888645408 atau 087784420182
Nomor rekening donasi BNI 0359008706 atas nama Yati Haryati istri dari Yani.