Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rumahnya Digusur, Harun Tinggal di Gerobak

Nelayan Teluk Jakarta ini adalah korban gusuran di Pasar Ikan, kawasan Luar Batang, yang Senin (11/4/2016)

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Rumahnya Digusur, Harun Tinggal di Gerobak
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas menggunakan akat berat melakukan pembongkaran Kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta, Senin (11/4/2016). Pemprov DKI Jakarta membongkar sebanyak 853 bangunan di kawasan tersebut dalam rangka revitalisasi kawasan wisata Sunda Kelapa, Museum Bahari, dan kawasan Luar Batang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Harun (35), warga RT 01/04 Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa, Penjaringan, Jakarta Utara, bersama istri dan ketiga anaknya terpaksa memanfaatkan gerobak dorongnya untuk tempat tidur.

Nelayan Teluk Jakarta ini adalah korban gusuran di Pasar Ikan, kawasan Luar Batang, yang Senin (11/4/2016) kemarin rumah kontrakannya diratakan dengan tanah oleh petugas gabungan, Satpol PP, Polisi dan TNI.

Pantauan Warta Kota, setelah mengemasi barang-barangnya, dia pun menaikkan barang-barang itu ke gerobak kemudian dia tarik dengan dibantu istri dan ketiga anaknya yang mendorong dari bagian belakang.

Dengan napas terengah-engah, Harus berusaha menarik gerobak yang penuh dengan barang rumah tangga.

Beberapa puluh meter Harun menghentikan langkahnya. Sang istri, sambil berlinang air mata, mengelap keringat di wajah suaminya dengan sapu tangan lusuh.

Harun dan keluarga hanya bisa pasrah untuk pindah dari kawasan Pasar Ikan lantaran rumahnya terkena proyek revitalisasi.

Harun yang berasal dari Lampung ini mengaku tak memiliki bukti kepemilikan bangunan sehingga setelah rumahnya dibongkar, dia dan keluarganya tak bisa mendaftar untuk mendapatkan rumah susun.

BERITA TERKAIT

“Uang sisa Rp 50 ribu Mas. Saya cuman nelayan ikan kecil. Istri saya cuman tukang sapu di Kawasan Masjid Luar Batang, lagi enggak punya uang juga. Saya bingung ini, mau tinggal di mana dan ngontrak di mana. Sementara barang bawaan saya enggak bisa ditinggalin. Roboh sudah rumah saya, 15 tahun tinggal begini-begini saja,” katanya.

Harun mengaku pasrah ketika rumahnya dibongkar oleh puluhan petugas gabungan Satpol PP, Polisi dan anggota TNI.
“Percuma juga saya melawan, sekarang nasib saya juga seperti ini. Bingung saya mas. Saya nggak mungkin dapat unit Rumah Susun (Rusun) lantaran tak punya bukti kepemilikan bangunan. Saya mengontrak mas. Masya Allah..” ucap Harun.

Sebelum memperoleh tempat tinggal, Harun terpaksa memilih tinggal sementara di Kawasan Masjid Luar Batang atau di kediaman teman seperjuangannya di kawasan itu.

“Sementara di situ dulu, sudah enggak tahu lagi saya, Bila perlu saya tinggal di gerobak ini juga ngak apa apa, yang penting anak-anak saya terlindungi,” katanya.

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak pagi hingga sore, Senin (11/4), melakukan pembongkaran 893 bangunan diantaranya 596 rumah dan 347 kios, di wilayah Zona 1 (RT 011/04), Zona 2 (RT 01, 02/04), dan Zona 3 (RT 02, 07/04).

Sementara Mahmud (44) warga RT 04, bergegas mencari kontrakan baru yang lokasi masih di wilayah Kecamatan Penjaringan. Dia tak tahu harus bagaimana kelanjutan apakah profesinya sebagai nelayan diteruskan atau ganti profesi lain.

“Enggak tahu mas, maaf. Enggak tahu mau cari kerjaan baru atau masih mau jadi nelayan. Saya masih bingung mau bekerja apa. Saya masih mikirin empat anak saya, sudah seminggu enggak sekolah. Saya cari kontrakan lain masih diwilayah sini,” ungkapnya yang saat itu masih mengemasi barang-barangnya. (bas/jhs/gps)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas