Wanita Hamil Itu Dimutilasi Tangan dan Kakinya Hilang
Polresta Tangerang hingga Rabu (13/4) malam masih mencari potongan kedua tangan dan kaki wanita hamil yang tewas dibunuh
Editor: Hendra Gunawan
![Wanita Hamil Itu Dimutilasi Tangan dan Kakinya Hilang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pasangan-mutilasi-kamarnya_20160414_081755.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Polresta Tangerang dan Polsektro Cikupa hingga Rabu (13/4) malam masih mencari potongan kedua tangan dan kaki wanita hamil yang tewas dibunuh kemudian dimutilasi.
Wanita yang juga sedang hamil enam bulan itu ditemukan terbungkus di dalam plastik hitam di sebuah kontrakan kawasan Desa Telaga Sari RT 12/01, Cikupa, Kabupaten Tengerang, Rabu (13/4/2016). Tangan dan kaki wanita tersebut ditemukan dipotong dalam kondisi bugil.
Polisi kini tengah memburu pria yang berdasarkan informasi awal, merupakan suami korban. Belakangan, diketahui keduanya ternyata bukan pasangan suami istri. "Potongan tangan dan kakinya tidak ditemukan di lokasi penemuan mayat. Kemungkinan dibawa pergi dan dibuang pelaku di tempat lain, " ujar Kapolresta Tangerang, Komisaris Besar Irman Sugema.
Irman menjelaskan, kedua kaki wanita itu dipotong dari dekat selangkangan. Sementara kedua tangannya dipotong dari engsel bahu.
Irman menduga, ada kemungkinan pelakunya sengaja menghilangkan potongan tangan dan kaki korban dari lokasi kejadian. "Diduga untuk menghilangkan barang bukti. Bukti apakah itu, masih kami dalami lebih lanjut, " kata Irman.
Sampai Rabu petang, identitas korban maupun pria pasangannya yang tengah buron ini pun belum diketahui.
Kapolsektro Cikupa, Komisaris Gunarko menambahkan, saat ditemukan pertama kali, polisi sudah mendapati jabang bayi korban sudah keluar dari dalam kandungan. "Bayi juga sudah tewas. Kemungkinan bayinya keluar dari kandungan secara alami setelah ibunya tewas, " kata Gunarko.
Bolak-balik
Pria yang diduga pembunuh wanita hamil tujuh bulan di Cikupa, Tangerang sempat kembali ke rumah kontrakan di kawasan Telagasari. Warga sempat memergoki pria tersebut hendak masuk lagi ke rumah kontrakan.
Namun pria tersebut batal masuk ke rumah kontrakan karena sempat ditanyai warga sekitar. Pria yang diketahui dengan ciri-ciri berambut cepak itu datang sekitar pukul 07.00 WIB pada hari Rabu, sementara berselang satu jam kemudian polisi datang ke lokasi kejadian.
"Tadinya emang mau naik ke kamarnya kan. Mau masuk. Eh pas diajak ngobrol jadi seperti salah tingkah. Nggak jadi masuk. Malah mondar-mandir ke warung sebelah, " kata Sri, warga di sekitar kontrakan.
Sri memaparkan, pria tersebut memang sudah tiga hari belakangan tidak terlihat di kontrakan. Selama itu pula, sang wanita mutilasi juga tidak terlihat.
"Jadi setelah Minggu (10/4) malam kemarin ribut, habis itu kami sudah nggak pernah lihat mereka lagi. Istrinya juga. Biasanya padahal dia suka beli nasi di warung saya ini, " kata Sri.
Diduga, lanjut Sri, pria itu hendak mengambil mayat wanita hamil namun gagal karena bertemu banyak warga. Sebulan mengontrak, Sri menuturkan, keduanya tidak pernah terlihat mesra layaknya pasutri muda pada umumnya.
"Jangankan pergi bareng. Jalan kaki saja mereka jauh-jauhan kok. Akhirnya ya warga sini menyimpulkan mereka kumpul kebo saja," kata Sri lagi.
Sri melanjutkan, baik sang wanita maupun pasangannya juga tidak bersikap terbuka dengan warga. "Ditanyain namanya saja mereka nggak mau jawab. Pokoknya kalau kami ajak bicara, mereka banyakan diam. Ceweknya ngaku nggak kerja. Suaminya sih kerja, tapi nggak tahu kerja apaan, " kata Sri.
Penjaga warung kelontong di seberang rumah kontrakan bernama Rusniati juga menceritakan bahwa usai terdengar suara ribut-ribut pada Minggu malam dirinya melihat seorang pria berkemas-kemas dan tergesa-gesa keluar dari rumah kontrakan.
Rusniati sempat melihat kondisi rumah kontrakan wanita hamil tersebut. Yang dilihatnya katanya isi di dalam rumah itu tidak ada apa-apa alias kosong melompong. "Ya isinya cuma plastik isi mayat si cewek di depan kamar mandi. Barang lain sudah nggak ada," katanya. Jenazah wanita malang ini pun dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk keperluan autopsi. (Banu Adikara)