Haji Lulung Punya 'Tim Halus' yang Sudah Menangkan Dirinya Dua Kali
Haji Lulung yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu, mengaku punya lembaga survei sendiri, yang terus memantau elektabilitasnya
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai lembaga survei mempublikasikan elektabilitas Abraham Lunggana alias Haji Lulung sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta masih rendah.
Namun Haji Lulung yang juga merupakan anggota DPRD DKI Jakarta itu, mengaku tidak khawatir.
Kepada wartawan usai blusukan di wilayah Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (15/5/2016), ia mengaku kurang begitu percaya pada lembaga survei yang hasilnya banyak dilansir media.
"Itu kan surveinya (oleh lembaga) survei temen-temen, eh survei yang itulah, tanda tanya," ujarnya.
Haji Lulung yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu, mengaku punya lembaga survei sendiri, yang terus memantau elektabilitasnya di mata warga Jakarta.
Tidak tanggung-tanggung, ia menyebut ada tiga lembaga survei.
Sebagai salah seorang Calon Gubernur DKI Jakarta , ia mengaku didukung oleh Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, yang kerap melakukan survei.
Sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai berlambang Kabah itu juga kerap mensurvei elektabilitasnya.
"Saya punya (tim) 'Halus', 'Haji Lulung untuk semua', itu sudah memenangkan saya dua kali (sebagai anggota DPRD)," jelasnya.
Saat ditanya bagaimana elektabilitasnya berdasarkan tiga lembaga survei tersebut, sayangnya Haji Lulung tidak mau membeberkannya kepada media.
"Rahasia dong," ujarnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu terpaku pada hasil survei yang banyak diberitakan media. Ia meminta masyarakat untuk melihat sendiri bagaimaba sepak terjang para kandidat.
Selain itu kalaupun benar, hasil survei saat ini belum tentu menentukan pemenang pemilihan.
Ia mengingatkan, bahawa pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 lalu, Fauzi Bowo yang berstatus petahana awalnya elektabilitasnya melebihi Joko Widodo, yang akhirnya memenangkan pemilihan.
"Saya bukan nggak percaya survei itu, dulu pak Fauzi surveinya tujuh pukuh enam persen, (akhirnya) kalah dengan pak Jokowi," jelasnya.