Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ngaku Anak Kolonel, Wanita Marah-marah Saat Polisi Cabut Stiker TNI di Mobilnya

Salah seorang wanita yang mengendarai mobil Honda Mobilio bernopol AD 8882 OK tidak terima saat petugas mencabut stiker

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ngaku Anak Kolonel, Wanita Marah-marah Saat Polisi Cabut Stiker TNI di Mobilnya
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Operasi Patuh Jaya 2016 di Jalan Otista Raya Jakarta Timur, Kamis (19/5/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Operasi Patuh Jaya 2016 dilaksanakan petugas gabungan dari TNI, Polri serta Dishub digelar di Jalan Otista Raya tepatnya di depan Gelanggang Remaja, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (19/5).

Dalam kesempatan tersebut, salah seorang wanita yang mengendarai mobil Honda Mobilio bernopol AD 8882 OK tidak terima saat petugas mencabut stiker atribut militer yang tertempel di mobilnya.

Ia pun langsung memarahi petugas sembari mengaku-ngaku sebagai anak dari seorang perwira berpangkat Kolonel TNI AD.

Wanita yang diperkirakan masih berusia dibawah 30 tahun tersebut juga sempat terlibat cekcok dengan awak media yang meliput jalannya Operasi Patuh Jaya 2016.

Ia mengatakan dirinya tidak suka dengan awak media yang mengambil gambarnya saat terjadi peristiwa tersebut.

"Saya enggak suka kalian ngambil gambar saya! Saya pengen lihat rekamannya, saya enggak suka gambar saya ada di situ (kamera)," katanya kepada para awak media.

Kejadian itu sendiri ditanggapi petugas sebagai sebuah kesalahpahaman belaka. Pasalnya petugas hanya ingin mencabut stiker atribut militer yang terpasang di mobil dan bukan untuk menilang yang bersangkutan karena surat-suratnya lengkap.

BERITA REKOMENDASI

"Salah paham aja, dikira yang bersangkutan akan ditilang. Padahal kita mau mencabut stiker di mobil tersebut karena kan sebenarnya enggak boleh pakai stiker TNI di mobil," kata Kepala Operasi Mayor CPM Satpom Garnisun 1 Jakarta Budi Prasojo.

Budi mengatakan hal seperti itu sudah biasa terjadi. Pasalnya ada banyak pengendara yang terjaring razia atau menyalahgunakan atribut dan stiker militer supaya lolos dari Operasi Patuh Jaya 2016.

"Itu sudah biasa, tidak ada masalah. Mereka protes biasanya lebih karena salah paham saja. Surat-surat mereka sebenarnya ada dan lengkap hanya saja penggunaan stiker atribut militer yang tidak diperbolehkan. Selama penegakan tidak salahi aturan, kita akan terus laksanakan," katanya. (Junianto Hamonangan)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas