Teman Ahok Akui Awalnya Hendak Kumpulkan KTP di Singapura
Dua pendiri relawan Teman Ahok yang sempat ditahan di ruang imigrasi dan ditolak masuk Singapura mengakui jika awalnya hendak berdiskusi tentang sosok
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua pendiri relawan Teman Ahok yang sempat ditahan di ruang imigrasi dan ditolak masuk Singapura mengakui jika awalnya hendak berdiskusi tentang sosok Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di negara yang berada di ujung semenanjung Malaka tersebut.
Selain menghadiri Bazzar, rencananya Amalia Ayuningtyas (23) dan Richard Handris (23) akan mengadakan sharing bersama WNI di Singapura mengenai sosok Ahok dan Teman Ahok.
"Awalnya kita mau menghadiri Bazzar dan sharing, namun diubah hanya Bazzar saja," kata Amalia di Markas Teman Ahok, Pejaten, Jakarta Selatan, (5/6/2016).
Mengenai rencana mengumpulkan KTP dukungan untuk Ahok.
Amalia tidak membantahnya.
Ia mengatakan KTP tersebut dikumpulkan atas inisiatif WNI di Singpura.
Alasannya agar pengumpulan KTP dukungan efektif.
"Sebenarnya gini ada beberap WNI yang inisiatif mau kumpulkan KTP, gunanya apa, kalo ngumpulin satu-satu kan mahal biaya kirimnya," paparnya.
Namun rencana tersebut menurut Amalia, diubah empat hari sebelum acara.
Selain diberitahu pemeritah Singapura jika tidak boleh ada kegiatan bernuansa politis, pihaknya juga menganggap membawa atribut Teman Ahok ke Singapura tidak etis dan elok.
"Saya pikir selama tidak mengangau keteriban umum dan aturan setempat itu tidak malasah. Tapi kami merubah konsep acara, karena menilai itu tidak etis bagi pemerintah setempat."
"Acara yang semula adalah sharing dan bazzar akhirnya diganti dari bazzar saja. Kita sepakat tidak ada atribut, Marchendise, dan sebagainya yang awalnya akan kita bawa," katanya.