Ramadan Jadi Senin, Pengusaha di Lokalisasi Bongkaran Batal Gelar Lapak
Para pedagang minuman mengaku takut terkena razia dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam ataupun petugas Satpol PP
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bulan Ramadan 1437 H telah tiba, umat muslim di seluruh Nusantara pun berpuasa hari ini, Senin (6/6/2016).
Seiring dengan hal tersebut, sejumlah tempat hiburan di wilayah Jakarta Pusat pun dibatasi, tidak terkecuali Lokalisasi Bongkaran, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Pemandangan sepi dan lengangnya Lokalisasi Bongkaran sudah terlihat sejak Minggu (5/6/2016) malam.
Tidak berselang lama usai pengumuman hilal atau jatuhnya hari pertama puasa oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, kawasan Bongkaran mendadak sepi.
Tenda-tenda penjual minuman yang biasa memenuhi sisi jalan di sekitar Jembatan Tinggi, Jalan KS Tubun ataupun di Jalan Inspeksi pinggir Banjir Kanal Barat (BKB), tepatnya samping lahan PT Beton yang kini menjadi Pasar Tasik itu tidak jadi didirikan.
Walau tidak terlihat adanya petugas Satpol PP di lokasi, beberapa tenda yang sebelumnya sudah terpasang terlihat langsung dibongkar pemiliknya.
Para pedagang minuman mengaku takut terkena razia dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam ataupun petugas Satpol PP.
"Takut kita dirazia bang, bukannya apa-apa, kalo udah kena (razia-red) tahu sendiri, bukan cuma minuman yang diambil, barang-barang kita juga diancurin," ungkap Firdaus (40) salah satu pedagang minuman di seberang Blok G Pasar Tanah Abang di lokasi pada Minggu (5/6/2016) malam.
Bukan hanya pedagang, pengumuman hisab bulan Ramadhan juga diakui beberapa orang Pekerja Seks Komersial (PSK) sebagai tanda untuk meliburkan diri.
Mereka mengaku akan pulang ke kampung halamannya untuk menjalani puasa bersama keluarga.
Seperti misalnya Riri (Hartini-red) (29) salah satu PSK Bongkaran. Perempuan asal Indramayu, Jawa Barat itu mengaku akan meliburkan diri setidaknya sepekan ke depan.
Karena selain ingin berpuasa dengan anaknya di kampung, janda satu anak itu mengaku takut terkena razia dari Sudin Sosial ataupun Satpol PP.
"Kalau lagi bulan puasa gini emang sepi yang dateng, apalagi di minggu-minggu pertama. Dari pada di sini (Jakarta), mendingan pulang dulu ke kampung, nanti seminggu apa lewat sepuluh hari baru balik lagi cari THR (beroperasi). Kalo nggak gitu, gimana lebaran nanti," jelasnya mengaku.
Sepinya kawasan Bongkaran pun terlihat pada hari puasa pertama ini, Senin (6/6/2016). Gemerlap lampu berwarna warni yang diiringi dengan kerasnya musik dangdut tidak terlihat lagi.
Hal tersebut diungkapkan Kasatpol PP Jakarta Pusat, Iyan Sopiyan Hadi memang seharusnya terjadi, karena apabila masih ditemukan adanya warung minuman ataupun PSK yang beroperasi, pihaknya akan segera melakukan tindakan keras.
"Bukan cuma kita bongkar, semuanya kita angkut, mau lapaknya, pedagangnya sampai PSK-nya juga kita rapihin (tertibkan). Jadi di bulan puasa ini semuanya harus tertib, nggak boleh lagi ada minuman apalagi prostitusi. Kedepannya bakal kita razia rutin, jadi nggak ada lagi maksiat di bulan puasa ini," jelasnya.