Koordinator JPPR Berandai-andai Ahok Kalah di Pilgub DKI
"Soal kalah menang itu nomor dua. Dan Ahok harus siap dengan segala kemungkinannya," kata Hafidz.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudib Hafidz berandai-andai jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada akhirnya kalah dalam pertarungan di Pilkada DKI Jakarta maka sosoknya tetap akan menjadi sejarah pemilihan kepala daerah di Indonesia.
" Kalaulah Ahok pada akhirnya kalah, setidaknya dia akan tercatat dengan tinta emas dalam rekor yang diraihnya calon perseorangan dengan dukungan sejuta pemilih," kata Hafidz dalam pesan singkat, Jakarta, Minggu (12/6/2016)
Dia menjelaskan, tidak mudah bagi siapapun untuk maju melalui jalur perseorangan. Dukungan partisipatif masyarakat lebih sering jatuh kepada praktik mobilisasi pemilih.
Hasilnya, begitu pemungutan suara selesai, tidak jarang calon perseorangan memperoleh suara justru dibawah angka jumlah KTP yang dikumpulkannya.
Harapan akan adanya ragam pilihan calon dari partai politik sulit terwujud. Masykurudin menilai kehendak partai politik dalam pencalonan masih elitis, jangka pendek dan pertimbangan modal kampanye yang kuat.
"Koalisi yang dibangun juga semata-mata mencari kemenangan, tidak menyisakan kaderisasi tunas-tunas muda untuk meraih kekuasaan apalagi merepresentasikan kepentingan masyarakat lokal," tambahnya.
Dengan berbagai latar belakang dan tujuan, Ahok dirasa perlu bersedia dicalonkan melalui jalur perseorangan, dan tidak perlu plin plan.
Apabila ada tambahan Partai Politik yang mendukung, menurutnya, jadikan baris kedua untuk menambah kekuatan masyarakat yang mencalonkannya.
"Soal kalah menang itu nomor dua. Dan Ahok harus siap dengan segala kemungkinannya. Bagaimana mengakomodasi aspirasi masyarakat Jakarta itu yang utama," kata Masykurudin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.