Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wagub Djarot Larangan Takbir Keliling, Wasekjen PPP Kubu Djan: Kenapa Lu yang Panik?

Imbauan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat agar warga Ibu Kota tidak melakukan takbir keliling mendapat tanggapan beragam dari masyaraka

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Wagub Djarot Larangan Takbir Keliling, Wasekjen PPP Kubu Djan: Kenapa Lu yang Panik?
TRIBUN SUMSEL/M AWALUDDIN FAJRI
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Imbauan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat agar warga Ibu Kota tidak melakukan takbir keliling mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.

Ada yang setuju, ada juga yang menilai tradisi satu tahun sekali menyambut Hari Raya Idul Fitri ini adalah ungkapan rasa bahagia kemenangan usai menjalani puasa Ramadan satu bulan penuh.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Faridz, Sudarto menilai, ucapan Djarot mengancam akan menindak tegas umat muslim yang melakukan takbir keliling di DKI Jakarta tidak selayaknya.

"Banyak sekali kata-kata menghasut dan menebar kebencian di masyarakat yang justru muncul dari Pemerintah. Menghasut yang tidak puasa untuk tak menghormati yang berpuasa, lalu melarang takbiran. Kenapa tidak sekalian melarang adzan. siapa yang dibodohi?" kata Sudarto kepada wartawan di Jakarta, Senin (4/7/2016).

Menurutnya, kalimat puasa harus menghormati yang tidak puasa atau takbiran hormati yang tidak takbiran, bisa berpotensi menghasut, menebar kebencian, mengakibatkan permusuhan di kalangan umat beragama.

"Mereka gampang mengatakan, umat Islam jangan terpancing. Ritual ibadah ini satu kali setahun, puasa sekali setahun, takbiran keliling sekali setahun, kenapa elu yang panik?" Kata Darto.

Berita Rekomendasi

Sudarto mencontohkan, sama seperti umat Hindu yang memilih berdiam diri di hari Nyepi.

Orang yang berbeda keyakinan pun menghormatinya.

"Indonesia itu tumbuh dengan tradisi. Tradisi yang terjaga dalam putaran waktu dan tak akan pernah mati ditikam penguasa. Inilah wajah Indonesia," katanya.

Menurutnya, takbiran adalah cara umat Islam menyambut hari kemenangan.

Seharusnya kata Sudarto bisa diolah menjadi agenda wisata tahunan.

"Bukan malah takbiran dimatikan dengan beragam dalih. Matikan takbiran di Jakarta, daerah lain akan menghidupkannya bahkan lebih meriah," katanya.

Lebih lanjut dirinya menyebutkan, pihaknya tetap akan menyemarakkan malam takbiran dengan kegiatan 'PPP Bertakbir, Menyambut Kemenangan' pada hari Selasa (5/7/2016) mulai Pukul 19.00 di kantor DPP PPP Menteng Jakarta Pusat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas