Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sang Nenek Geram Dua Cucunya Diduga Diberi Vaksin Palsu

Para orang tua dari bayi atau anaknya diduga terpapar vaksin palsu mengaku geram dengan RS St Elisabeth

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Sanusi
zoom-in Sang Nenek Geram Dua Cucunya Diduga Diberi Vaksin Palsu
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Pertemuan para orang tua dari anak diduga korban vaksin palsu dengan perwakilan RS St Elisabeth Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (16/7/2018) petang, berlangsung ricuh. 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Para orang tua dari bayi atau anaknya diduga terpapar vaksin palsu mengaku geram dengan RS St Elisabeth Bekasi, Jawa Barat. Sebab, mereka telah mengeluarkan banyak dana untuk vaksinasi demi kesehatan buah hati.

Kekecewaan dan kegeraman di antaranya diungkapkan oleh seorang nenek, Karlita (57), saat bersama sekitar seratus orang tua korban diduga vaksin palsu mendatangi RS St Elisabeth, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/7/2016) petang.

Karlita mengaku kesal karena dua cucunya, Chellin yang berusia 3 tahun 9 bulan dan Cleon berusia 2 bulan, kerap sakit-sakitan setelah diberi vaksin di RS St Elisabeth.

"Saya bukannya kesal lagi. Kalau bisa, rumah sakit ini saya bakar! Tapi, itu melanggar. Begitu saya tahu rumah sakit ini masuk sebagai salah satu yang menggunakan vaksin palsu, saya telepon terus rumah sakit ini, tapi jawabannya tidak jelas kelanjutannya. Saya setiap malam kepikiran terus masa depan kesehatan kedua cucu saya," ucap Karlita.

Karlita menceritakan, kedua cucunya lahir dan diberikan vaksin lebih sepuluh kali di RS St Elisabeth. Di antaranya, vaksin Engerix-B dan BCG.

Ia selalu mengantarkan kedua cucunya itu setiap kali dilakukan vaksinasi mengingat kedua orang tua anak bekerja.

Ia mengaku merogoh kocek sebesar Rp800 ribu sampai Rp1 juta untuk sekali vaksin.

Berita Rekomendasi

Namun, kedua cucunya itu kerap sakit-sakitan seperti flu sebulan sekali tak lama mendapatkan vaksinasi tersebut.

"Mereka bilang katanya vaksinnya aman. Katanya percaya saja. Dokternya ramah, perlakuannya baik. Saya bingung kenapa bisa ada vaksin palsu padahal ini rumah sakit (biaya) mahal. Dokternya saya tanya juga mengaku bingung. Ini sepertinya manajemen rumah sakitnya yang nggak beres," ujarnya.

"Ini keterlaluan sekali. Saya sampai menangis terus begitu tahu berita rumah sakit ini pakai vaksin palsu. Cari untung boleh, tapi jangan mengorbankan kesehatan dan keselamatan anak," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas