Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tandatangani Lukisan Omay, Tri Rismaharini: Wes, Ojo Nangis

Omay pun tak dapat menahan air matanya kala Risma menandatangani lukisan hasil karyanya yang berjudul Tumbuh tersebut.

Penulis: Valdy Arief
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Tandatangani Lukisan Omay, Tri Rismaharini: Wes, Ojo Nangis
Valdy Arief/Tribunnews.com
Omay, pelukis dari hasil karya berjudul Tumbuh tampak tersedu saat Walikota Surabaya, Tri Rismaharini menghampiri dirinya dan membubuhkan tanda tangan di atas hasil karyanya di Gedung Bentara Budaya Jakarta, Kamis (21/7/2016). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mata Omay tampak berbinar ketika Tri Rismaharini, sang Walikota Surabaya menghampirinya.

Momen ini tentu tak pernah diduga Omay sebelumnya, tatkala hasil karyanya diapresiasi oleh seorang walikota.

Omay pun tak dapat menahan air matanya kala Risma menandatangani lukisan hasil karyanya yang berjudul 'Tumbuh' tersebut.

Risma juga tak kuasa untuk memeluk dan menenangkan Omay yang merupakan salah satu dari puluhan anak berkebutuhan khusus yang dibina langsung oleh Dinas Sosial Kota Surabaya.

"Uwes ojo nangis, lukisanmu apik kok. Nggambar terus yo, ojo kapok (Sudah jangan menangis, lukisanmu bagus kok. Melukis terus ya, jangan kapok)," ujar Risma dalam logat Bahasa Jawa yang kental.

Malam itu, Kamis (21/7/2016) Omay dan teman-temannya memamerkan lukisan mereka yang berjumlah total 35 buah di Bentara Budaya Jakarta.

Berita Rekomendasi

Dari jumlah tersebut, Omay tercatat menghasilkan dua karya. Bahkan karya Omay lainnya yang berjudul Smile merupakan hasil kolaborasi dengan perupa asal Jawa Timur, Asri Nugroho.

"Itu gambar bunga. Habis lihat di lapangan langsung lukis," jelas Omay saat menceritakan kepada Tribunnews.com tentang lukisan Tumbuh-nya.

Andi Prayitno, penanggung jawab kesenian anak-anak tersebut berucap bahwa kesempatan untuk berbagi ilmu dengan mereka merupakan sebuah anugerah yang tak ternilai.

Ia menjelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus justru lebih bebas dalam mengekspresikan karyanya dalam kanvas.

"Mereka murni mengekspresikan sesuatu sesuai perasaan mereka. Seringkali guratan yang mereka sampaikan dalam kanvas begitu menakjubkan," cerita Andi.

Pengerjaannya bervariasi, ada yang hanya 3 jam selesai, tetapi ada juga yang baru 2 minggu rampung.

"Yang penting kita harus kontrol warnanya. Kadang-kadang mereka suka boros cat. Tapi ya tidak masalah karena itu untuk produktivitas mereka," cerita Andi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas