DR Mahatir Mohamad di UBK Ungkap Jenis Masyarakat yang Tak Mungkin Capai Kesejahteraan
Apabila rakyat menerima sogokan dalam proses pemilihan, maka masyarakat sebenarnya akan kehilangan kekuasaan dan kebaikan demokrasi.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejarah peradaban manusia terus berkembang.
Berawal dari satu perkampungan muncul segala jenis kebutuhan dan warga kampung menyediakan kebutuhan-kebutuhan tersebut demi masa depan.
Satu perkampungan itu berkembang lalu menjadi kota dan bandar lalu membuat peradaban manusia menjadi sangat kompleks.
Patut disesalkan bila dalam masyarakat modern lahir pemimpin hasil dari rasuah atau korupsi.
Demikian disampaikan mantan Perdana Menteri Malaysia, DR Mahathir Mohamad, saat menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke 17 Universitas Bung Karno (UBK) di Balai Kartini, Jakarta, Senin (25/7/2016).
Melalui keterangan yang masuk ke redaksi Tribunnews.com, Mahathir Mohamad menyampaikan orasi ilmiah dengan tema Membangun Kemandirian Ekonomi dan Pemerintahan Bersih.
Hadir dalam acara ini, selain Pendiri UBK Rachmawati Soekarnoputri, juga ribuan civitas akademika UBK serta sejumlah tokoh nasional seperti Jnderal (Purn) Djoko Santoso, Fuad Bawazier, Ichsanuddin Noorsy, Akbat Tandjung, Otto Hasibuan, Lily Wahid, Sasmita Hadinegoro, dan Salamuddin Daeng. Juga hadir Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Gerakan Semangat Satu Bangsa) AM Putut Prabantoro dan Pimpinan Umum Kantor Berita Politik RMOL Teguh Santosa.
Karena jumlah penduduk semakin bertambah, sambung Mahathir, akhirnya dibentuklah pemerintahan yang bertugas menyelaraskan persoalan di masyarakat.
Undang-undang diperlukan agar tidak ada penindasan dan tidak ada masyarakat yan terzolimi.
UU bertujuan agar masyarakat tidak ditekan oleh pihak manapun, dan tidak ada penindasan oleh kaya kepada yang miskin.
Karena itu, pemerintah diberi kuasa bukan untuk memerintah, tapi untuk melayani masyarakat
"Kita diingatkan sejarah berbagai macam pemerintahan berjalan. Raja berkuasa, lalu diciptakan sistem demokrasi."
"Dalam sistem demokrasi, rakyat tak bisa memerintah diri mereka sendiri. Maka mereka memilih wakil-wakil untuk memerintah mereka," jelas Mahathir.
Mahathir mengingatkan, apabila korupsi telah menyerang masyarakat maka masyarakat itu tidak mungkin mencapai kesejahteraan.