Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengintip Ruangan Dalam Penghuni di Balik Bilik Beton Pipa PDAM

Mengintip lebih dalam, ruangan terasa begitu sesak dan gerah, tidak ada kata nyaman dalam ruangan sempit hanya berkisar 2x2 meter ini.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Mengintip Ruangan Dalam Penghuni di Balik Bilik Beton Pipa PDAM
WARTA KOTA/Faizal Rapsanjani
Rumah penghuni di balik bilik beton pipa PDAM, di samping Museum Teksti,l jalan Aipda KS Tubun, Jakarta Pusat. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Faizal Rapsanjani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Selasa (27/7) siang itu terasa terik matahari menyengat.

Sejumlah warga yang menempati bilik beton di bawah jembatan penyangga pipa air, milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sedang melakukan aktivitas sehari-hari.

Ada yang memanfaatkanya dengan bersantai, bercengkerama, atau menjemur pakaian seperti yang dilakukan Darmanto (43).

Seperti juga halnya Lilis (38) warga asal Cikampek ini.

Ia tengah asik menyantap makan siang bersama kedua putranya yang masih balita.

Pantauan dari Warta Kota, setidaknya ada enam petak yang masing-masing bilik dihuni oleh beberapa warga, tepat di samping Museum Teksti,l jalan Aipda KS Tubun, Jakarta Pusat.

Berita Rekomendasi

Dengan celah kecil, tidak lebih berukuran 0.5 x 1 meter inilah pintu untuk masuk kedalam bilik tepat dibawah pipa air yang terhubung.

Mengintip lebih dalam, ruangan terasa begitu sesak dan gerah, tidak ada kata nyaman dalam ruangan sempit hanya berkisar 2x2 meter ini.

Terlihat kipas angin berukuran kecil berusaha membuat ruangan terasa sejuk.

Bagi Manto, ia sudah bersyukur bisa tidur dengan tenangnya.

Tidak ada perabotan apapun di ruangan tersebut. Hanya kasur tipis dan alas tikar yang jadi pemandangan.

Manto mengaku, pasokan listrik yang diperolehnya didapat dari warga sekitar.

Ia perlu mengocek harga sebesar Rp 5.000 setiap Minggu.

Ia bercerita, jika terjadi hujan deras dan lebat, kerap kali air masuk kedalam dan membasahi ruangan sempit itu.

"Kalau hujan yah basah, air pada masuk kedalam. Pintu atas cuma ditutup pakai kayu dan bercelah," katanya.

Dikhawatirkan jika hujan terus-menerus turun, debit air akan bertambah, sehingga dapat berpotensi menimbulkan banjir.

Namun Manto, menyadari hal demikian. Ia mengatakan itu sudah menjadi resiko pada dirinya dan penghuni lain.

"Saya kan tinggal di tempat terlarang dan ilegal, saya akui itu. Jadi sudah resiko kalau ada dampak," ucapnya. 

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas