'Ledakan Tabung Gas Itu Seperti Bunyi Bom'
Ledakan yang disebabkan karena kebocoran gas 3 kilogram itu mengelegar layaknya sebuah bom.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kondisi sebuah rumah kontrakan di Jalan Gotong Royong 11, RW 01, Kelurahan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2016) siang tampak hancur lebur.
Ledakan yang disebabkan karena kebocoran gas 3 kilogram itu mengelegar layaknya sebuah bom.
Getaran dari ledakan itu sangat terasa di pemukiman padat penduduk itu.
"Ledakan tadi pagi sudah kaya bom saja. Motor Yamaha RX King sampai maju ke depan. Yang ngga disangka itu, jendela sampai terbang ke lewatin beberapa rumah yang berada di bawah," kata Danan (26), salah seorang tetang disebelah rumah kontrakan itu kepada Warta Kota, Selasa (9/8).
Tembok-tembok bangunan yang baru direnovasi sekitar 4 bulan lalu sudah hancur.
Bangunan itu terbagi dalam tiga bagian. Dua bagian untuk kamar, dan satu bagian untuk dapur serta kamar mandi.
Bahkan, reruntuhan tembok sampai menghancurkan rumah kontrakan sebelahnya.
Akibat ledakan itu, satu keluarga yaitu Sugiono (48), Parsih (40), Rio (14), dan Beni (12) menderita luka bakar yang cukup parah.
Para korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu, namun karena fasilitas kurang memadai maka dipindahkann ke Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Pusat.
"Kejadian waktu subuh. Saat itu anaknya paling kecil sedang mandi dan anak keduanya sedang tidur. Tiba-tiba bapaknya nyalain api dan terjadi ledakan," ucap pria yang menggunakan pakaian biru itu.
Untuk Sugiono yang keseharian berprofesi sebagai juru masak soto dan sate pesanan itu menderita luka di bagian wajah hingga badan.
Sedangkan, Beni dan Rio menderita luka bakar dibagian tangan dan kaki. Sementara untuk Parsih tidak diketahui seberapa banyak luka bakarnya.
"Parahlah kondisi korban. Peristiwa ledakan itu diketahui warga saat anak yang pertama korban datang untuk menengok kondisi orang tuanya. Tiba-tiba ada teriakan minta tolong karena ada ledakan dari tabung gas," ungkapnya.
Menurutnya, korban yang berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah itu sudah mengontrak selama lima tahun di lokasi tersebut. Setiap bulannya, mereka membayar uang kontrakan sebesar Rp 1,5 juta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.