Ulil Abshar dan Beberapa Netter 'Membela' Tiwi Pembuat Bihun Bikini 'Remas Aku' Ini Alasannya
Banyak yang menghujat Tiwi, produsen bihun kekinian (Bikini) karena dinilai beri pengaruh buruk bagi anak-anak, namun ternyata banyak yang membela.
Penulis: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Pertiwi Darmawanti Oktavia harus berurusan panjang BBPOM dan aparat hukum karena kreasinya Bihun Kekinian (Bikini).
Banyak yang menghujat Tiwi, karena dinilai beri pengaruh buruk bagi anak-anak, terkait desain kemasan bergambar bikini dan tulisan remas aku, namun ternyata banyak yang membela.
Cendekiawan Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar-Abdalla misalnya.
Penulis, aktivis sekaligus politisi ini mengeluarkan tweet pada Sabtu (6/8/2016) lalu.
Isinya 'membela' Tiwi produsen Snack Bikini.
"Ini ada anak kreatif, kok malah diginiin. Ngawur negeri ini."
Ini ada anak kreatif, kok malah diginiin. Ngawur negeri ini. | TW Pembuat Snack Bikini https://t.co/BNgUWm1Syu
Tulis Ulil dengan menyertakan link berita soal kasus Snack Bikini.
Tak hanya Ulil, melalui tautan tweet Ulil, banyak juga netter yang membela Tiwi sambil berikan pemikirannya.
"@ulil Betul mas. Jauh lebih baik dia daripada tawuran, narkoba," tulis akun syakib sidqi @syakib_sidqi.
"@ulil setuju, penegakan hukum harus mempertimbangkan asas manfaat. Yg perlu adalah dibina @jokowi @HumasPolisi @fadjroeL @kompascom," tweet GABRIEL TUKAN @GABRIELTUKAN.
Hal senada disampaikan oleh akun gerardus @galrian21, menurutnya Tiwi tidak dibawa ke ranah pidana namun dibina.
"@ulil setuju mas ulil, harusnya dibina jangan dikriminalkan. Itu pemikiran out of the box tp agak kebablasan utk norm Indo. Jgn dimatikan."
"@ulil Yg bilang itu porno memang udh dasar otaknya porno! Saya aj liat produknya bikini = bihun kekinian, bikin ketawa, penciptanya kreatif!" Tulis akun Vindy Octrevani @vindyo.
Sementara ada akun lain yang justru mengatakan kalau Tiwi layak masuk ke daftar 11 semifinalis kompetisi bisnis UKM kreatif.
"Harusnya Tiwi Mi Bikini masuk disini. Dia layak," tulis akun Partai Social Media @PartaiSocmed meretweet event kompetisi bisnis kreatif.
"Ini 11 semifinalis Kompetisi Bisnis UKM Kreatif #DBSBIG. Cek di http://www.katadata.co.id or http://go.dbs.com/big," tweet metta dharmasaputra @metta_ds.
Akun dengan nama Kita adlh Alien @bambangelf justru mengeluarkan kicauan pujian.
"Gw salut pada Tiwi, mhsiswi pencipta BihunKekinian, BIKINI.. Kita butuh anak muda yg Mandiri dan Kreatif Berbisnis."
Meski banyak yang membela Tiwi tapi juga banyak tweet serta komentar di media sosial yang menyudutkan Tiwi.
Produk bikinan Tiwi dinilai menyesatkan terutama bagi anak-anak.
Terutama tagline 'remas aku' dinilai mengarah ke pornografi dan bisa memicu perilaku pelecehan seksual.
Saat ini Tiwi masih proses pemeriksaan oleh BBPOM bahkan beredar kabar kasusnya akan dibawa ke ranah pidana.
Keterangan Tiwi soal Snack Bikini
Pertiwi Darmawanti Oktaviani (19) alias Tiwi, mahasiswi enterpreneur sebuah universitas di Bandung, akhirnya buka suara.
Seperti dikutip dari WartaKota, Tiwi menyampaikan pernyataanya melalui tulisan yang diberi judul 'historical bikini snack'.
Pernyataan Tiwi dalam dua lembar kertas yang diketik itu dibacakan oleh kerabat Tiwi, Heri Omber dihadapan wartawan di rumahnya di Jalan Muchtar, Gang Masjid, RT 1/8, Sawangan Baru, Sawangan Depok, Sabtu (6/8/2016) malam.
Berikut salinan lengkap pernyataan Tiwi dalam suratnya sebanyak dua lembar yang diberi judul Historical bikini snack.
"Awal terbentuknya bikini snack adalah saat mendapat tugas dari sekolah bisnis saya, nama projectnya home bussines yaitu diharuskan membuat produk sendiri dari belanja barang, mengolahnya dan packagingnya. Kami dibuat perkelompok, saya berlima dengan teman-teman saya.
Pada saat itu semua memberikan ide ide produk masing-masing. Saya memberikan ide membuat bihun goreng.
Ide bihun goreng juga tidak murni dari saya tapi melihat di dekat rumah saya ada yang menjual seperti itu dan banyak yang suka.
Jadi saya berfikiran kalau produk ini bisa diterima masyarakat.
Awal nama bikini itu nyeplos aja karna dari singkatan bihun kekinian, design tidak ada sedikitpun terpikir kalau itu masuk pornografi.
Karna saya dan teman-teman berfikir bikini itu baju renang. Jadi tidak menyangka kalau namamya difikir tidak senonoh.
Untuk gambar karena namanya bikini, kita berfikir gambar design yang pas juga sesuai dengan namanya.
Disitu kami tetap memasukkan gambar mie yang dipegang itu. Dan slogan 'remas aku' diberikan oleh guru saya yang juga mengajarkan materi untuk marketing dan AIDA nya.
Kata remas juga dimaksudkan bukan untuk meremas dada yang ada pada gambar tersebut, yang orang-orang mengartikan seperti itu.
Kata remas aku, pun dimaksudkan meremas isi kemasan tersebut sebelum dimakan.
Dan soal kata remas aku itu, digambarkan ke arah snack yang dipegang oleh gambar di packaging.
Awal produksi saat masih menjalankan project berlokasi di kosan team kami di daerah Geger Kalong, Bandung.
Saat project berlangsung pun bikini hanya keluar sekitar 2100 pcs saja. Dan rata-rata orang yang membelinya karena penasaran dengan bihun goreng, Mereka pun banyak melakukan repeat order karena rasanya yang enak.
Setelah project selesai ternyata masih banyak yang ingin membeli produk kami akhirnya kami putuskan untuk menjuial brand tersebut ke kakak salah satu team kami.
Setelah dibeli tidak ada produksi lagi karena belum ada yang mengerjakannya.
Setelah saya selesai sekolah itu, saya membeli lagi brand tersebut, karena kakak saya yang membelinya waktu itu.
Kakak saya pun setuju untuk menjualnya kembali.
Setelah beberapa bulan masih belum produksi. Akhirnya memulai lagi produksi pada bulan April tetapi hanya 1000 pcs saja.
Setelah itu pada bulan Juni mulailah produksi lumayan besar sekitar 10.000 pcs tetapi diproduksi tidak sekaligus, perbulan hanya keluar 2000 an pcs saja. Sampai bulan Agustus ini yang habis terjual hanya 6000 pcs saja.
Sebelum produk ini diberitakan di media saya sudah berniat untuk mengganti design bikini karena jumlah packaging, yang ada masih lumayan banyak.
Jadi saya berniat mengganti design setelah stok yang ada habis. Ternyata sebelum saya mengganti design media sudah heboh dengan masuk di berita-berita tv, radio, sosmed dll.
Untuk masalah perizinan memang sudah berniat untuk didaftarkan. Namun karena ketidaktauan cara mengurusnya jadi belum sempai ke dinkes.
Untuk label halal yang ada di kemasan itu saya memasukkan logo halal biasa, bukan halal MUI karena banyak konsumen yang menanyakan kehalalan tersebut.
Makanya saya memberikan label halal, tetapi bukan label halal yang dikeluarkan MUI, Karena sya juha mengetahui kalau pakai labelhalal MUI asli tidak boleh.
Saya berani memberikan label halal emang karna saya menjamin bahwa produk saya memang halal, karena dari bahannya yang hanya bihun beras, minyak goreng dan bumbu penyedap saja.
Untuk semua warga masyarakat yang telah menilai snack ini temasuk pornografi, apalagi disebut sindikat pornografi saya meminta maaf atas kesalahan yang saya buat. Yang membuat masyarakat heboh.
Sekali lagi dengan sejujur-jujurnya saya tidak mengetahui kalau bakal seperti ini. Karena saya pun tidak berfikiran sampai ke pornografi. Karena gambar tersebut merupakan animasi bukan real"(*)