Tak Disangka-sangka, Polling Tribunnews soal Sidang Jessica Kopi Maut Mirna Hasilnya Mengejutkan!
Jessica Kumala Wongso masih duduk di kursi pesakitan, sidang Kopi Maut Mirna masih terus bergulir. Apa pendapat netizen terkait hal ini? Bikin kaget!
Penulis: Robertus Rimawan
Hanya demi satu perkara saja.
Meski demikian tak sedikit komentar netizen mengarah pada pendapat soal sosok terdakwa salah atau tidak.
Masing-masing pendapat yang pro Jessica bersalah menyajikan alasannya demikia yang menyatakan kalau Jessica ytak berslaah juga menyampaikan alasannya.
Netizen mencoba jadi seorang pengamat.
Tapi ada juga yang netter yang mengambil hikmah dari peristiwa ini.
"Saya sering traktir teman, tapi saya order minum / makanan nya nunggu teman2 datang dulu, untuk menanyakan mereka mau makan / munum apa."
"Pelajaran buat kita semua jgn mudah percaya terhadap siapapun. Percayalah kepada diri sendiri dan Tuhan (Allah SWT)."
Tulis akun dengan nama Susilawati Husin.
TRIBUNNEWS/HERUDIN - Terdakwa Jessica Kumala Wongso menjalani sidang lanjutan dengan agenda mendengarkan saksi ahli di PN Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016). I Made Gelgel Wirasuta ahli toksikologi forensik Universitas Udayana Bali memberikan kesaksian pada sidang ke-14 itu tentang sianida yang berada di es kopi vietnam yang menewaskan Wayan Mirna Salihin.
Polling Tribunnews ini diselenggarakan tanpa tujuan untuk mengarahkan opini tentang terdakwa bersalah atau tidak bersalah, namun hanya ingin mengetahui pendapat netizen terkait jalannya sidang yang masih berproses.
Harapannya untuk sidang berikutnya berjalan lebih baik sesuai dengan harapan khalayak.
Meski demikian polling ini belum bisa dijadikan acuan baku lantaran pemilik akun Twitter dengan akun lebih dari satu bisa mengikuti polling ini.
Ahli Toksikologi bilang kayak sinetron
Seperti diberitakan sebelumnya, Ahli Toksikologi dari Universitas Udayana Bali, I Made Agus Gelgel Wirasuta, menilai kasus pembunuhan menggunakan racun kepada aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir, lebih sulit diungkap daripada kasus Wayan Mirna Salihin.
Pada waktu itu, kasus pembunuhan Munir sulit karena keterbatasan sarana dan prasarana sehingga Indonesia memerlukan bantuan dari negara lain.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.