Kocaknya Saran Netizen untuk Perampok dan Penyandera di Pondok Indah
Perampok berinisial AJ dan S jadi bulan-bulanan netizen, keduanya dianggap main ketoprak humor. Saran-saran netter pun bikin ngakak.
Penulis: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Perampok berinisial AJ dan S jadi bulan-bulanan netizen, keduanya dianggap main ketoprak humor. Saran-saran netter pun bikin ngakak, Sabtu (3/9/2016).
Perampok yang awalnya bengis dan kasar bikin pembantu nangis tak berapa lama gantian menangis.
Perampok menangis setelah dikepung polisi.
Perampok lalu meminta agar pemilik rumah mengakui mereka sebagai saudara bukan perampok.
Bahwa masalah di antara mereka adalah masalah internal dalam keluarga.
Pemilik rumah bahkan diminta tandatangani pernyataan yang menyatakan kalau mereka saudara.
Nah keanehan lainnya perampok mengaku lapar dan akhirnya dibuatkan mie instan oleh pembantu rumah.
Hal inilah yang bikin netizen 'geleng-geleng kepala'.
Melalui berita berjudul: Perampok Pondok Indah Kayak Sinetron! Menangis Minta Korban Akui Saudara sampai Lapar Minta Makan, bermunculan komentar- komentar jahil netizen.
"Sekalian aja om pas mau ngerampok,nanya dulu sama yg punya rumah ikhlas apa ga di rampok, kalo ga ikhlas ya pindah cari tempat laen lg."
"Begitu seterusnya jd klo di kepung warga bilang aja terus terang, orang tadi udah minta izin sama yg punya rumah... Itu baru perampok yg punya etika, hahahaha," tulis akun dengan nama Emi Kuronk.
"Lloeeee. Kirrra iitttu rmaah nene moyyangmuuuu apa ?????? Aaanehhh peraammppokkk kaaaya. Giiiniii," demikian ekspresi akun dengan nama Gus Zya.
Netter lain mengusulkan agar perampok jangan lupa bawa bekal.
"Huahahahahahahaha coba bekal nasi kalau tau maok di kepung ndak gax. main drama kaya gitu," tulis akun Arif Erdi.
"Disuguhi dagelan," tulis akun Pak Mady.
"Malah ngemie dulu lha kok sempat2 lucu," imbuh akun Maz Mountenk .
"Ketoprak Humor," sebut akun Ismail Amin.
Peristiwa lengkap perampok lapar yang dibikinkan mie instan
Dua perampok yang menyandera penghuni rumah akhirnya tertangkap, Sabtu (9/3/2016).
Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto kemudian menjelaskan secara detail runtutan peristiwa penyanderaan di rumah Asep Sulaiman di Jl Gedung Hijau, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Peristiwa tersebut menjadi hal yang menakutkan bagi penghuni rumah, bahkan anggota keluarga mengaku trauma dengan peristiwa itu.
Meski demikian di balik peristiwa perampokan dan penyanderaan tersebut ada kisah bagaimana pelaku seperti main drama atau sinetron.
Berdasarkan siaran langsung Kompas TV, diketahuia kalau pelaku perampokan menangis saat dikepung pihak kepolisian.
Pelaku AJ dan S meminta pemilik rumah untuk mengakui mereka sebagai anggota keluarga atau kerabat.
Bahkan pemilik rumah diminta menandatangani pernyataan yang mengatakan kalau peristiwa tersebut bukanlah perampokan namun persoalan internal keluarga.
Pelaku memohon-mohon dan menangis pada pemilik rumah, padahal bila dilihat ke belakang apa yang dilakukan sangat bertolak belakang.
Sadis, tak segan-segan bertindak kasar pada korban.
Keanehan lainnya pelaku mengaku lapar dan akhirnya minta makan.
Pembantu di rumah tersebut lalu membuatkan mie instan yang kemudian dimakan oleh pelaku.
Kisah ini berawal pada pagi hari saat pelaku AJ dan S membuntuti pembantu Asep Sulaiman.
Kedua pelaku kemudian memaksa masuk ke gerbang rumah Asep Sulaiman.
Si pembantu diminta paksa dompet dan handphone.
Terdengar pembantu menangis, Asep Sulaiman memergoki dan sempat mengintip aksi pelaku.
Saat masuk rumah Asep berhasil memukul pelaku dengan tangga tepat di paha namun aksi tersebut tak menghentikan pelaku.
Bermodalkan sebuah senjata api merek Walter dua pelaku mengancam dan menyandera pemilik rumah yakni Asep Sulaiman, Euis (sang istri), Shakira (anak Asep) serta pembantu.
Sempat terdengar tembakan bersahut-sahutan seperti terdengar saat siaran langsung dan beberapa warga juga menuturkan hal yang sama.
Namun Kapolda menegaskan kalau itu bukanlah suara tembakan melainkan suara kaca jendela yang dirusak.
Penyanderaan selesai dengan mudah karena pelaku yang diketahui asal Solo ini menyerahkan diri. (*)