Bupati Morowali Janjikan Rp 50 Juta untuk Atlet PON Sulteng yang Terlantar di Stasiun Manggarai
Bupati Morowali Anwar Hafid yang melepas mereka di rumah dinasnya, menjanjikan Rp 50 juta untuk setiap medali emas.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sembilan atlet remaja bidang olah raga Muay Thai asal Sulawesi Tengah (Sulteng) bersama tiga official mereka yang sebelumnya mengikuti PON 2016 di Jawa Barat, hingga Kamis (22/9/2016) malam, masih terlantar di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.
Hujan deras tengah mengguyur Jakarta dan mereka masih bertahan, belum makan siang.
Kepada Kompas.com, pelatih mereka Iwan Said menuturkan awal nasib mereka. Iwan baru setahun terakhir menjadi pelatih mereka.
"Undangan ikut itu awalnya datang dari PB Muay Thai Indonesia, lalu masuk ke KONI, tahu anak-anak ini punya catatan prestasi kan," kata Iwan.
Sayangnya hingga mendekati waktu keberangkatan, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Tengah maupun Kabupaten Morowali tak memberi bekal maupun menyediakan peralatan tanding.
Tak patah semangat, Iwan dan keluarga atlet itu mencari sumbangan mulai dari pejabat DPRD hingga warga sekitar.
Dengan hanya Rp 15 juta yang berhasil terkumpul, mereka berangkat ke Jawa Barat mewakili provinsi dalam berbagai kelas.
Bupati Morowali Anwar Hafid yang melepas mereka di rumah dinasnya, menjanjikan Rp 50 juta untuk setiap medali emas.
"Tanggal 13 (September 2016) kami berangkat dari Morowali, 20 jam perjalanan sampai juga di sana (Jawa Barat). Kami sewa villa seadanya," ujar Iwan.
Selama empat hari, mereka pun paling nelangsa di antara kontingen PON lainnya.
Mereka mengenakan kostum sumbangan dan sandal seadanya.
Tapi mereka berhasil meraih satu medali emas, tiga perak, dan tiga perunggu.
"Saya awalnya ketemu mereka tahun lalu di Makassar waktu saya masih melatih untuk Jabar, menangis saya lihat mereka kepanasan di rumah kos," katanya.
Hingga malam ini mereka masih menunggu kepastian di Stasiun Manggarai.
Mereka sedang berusaha agar bisa menginap di rumah perwakilan Pemda Sulteng di Kebon Kacang, Jakarta Pusat.
Moh Hardiansyah (11), peraih medali emas, asyik tidur-tiduran di teras stasiun.
Ia hanya meluapkan sedikit kebanggaannya mampu mengalahkan kontingen asal Jawa Barat.
"Capek sih tapi seru, semoga bisa ikut lomba lagi," katanya polos.(Nibras Nada Nailufar)