Kisah Rojuddin, Lolos dari Maut Akibat Jembatan Ambruk di Pasar Minggu
Pria paruh baya itu menceritakan detik-detik menegangkan saat atap JPO akan roboh.
Editor: Hasanudin Aco
Dia tidak melihat korban lainnya. Akan tetapi, terlihat seorang anak yang berjalan di atas JPO.
"Mungkin anak kecilnya terjatuh. Kalau yang naik motor saya nggak lihat," kata dia.
Dia pun berjalan dari arah Tanjung Barat atau tol TB Simatupang menuju arah Pancoran.
Mobil APV yang dikendarai masih tersangkut.
Pantauan dilapangan petugas gabungan dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan sedang mengevakuasi atap JPO tersebut.
Dengan menggunakan alat berat yaitu mobil crane berwarna merah, atap dan baliho yang berasal dari bebesian langsung diangkat.
Sebelumnya proses evakuasi agak sulit dilakukan tanpa alat berat.
Petugas hanya bisa memotong-motong besi-besi tersebut.
Sempat gelayutan
Sementara itu, Fadil (44), warga Pejaten Timur mengatakan sebelum atap JPO roboh, pohon pada tumbang di sekitar sekitar Stasiun Pasar Minggu.
Setelah berhasil dibereskan, barulah atap JPO dan baliho yang menempel di Pasar Minggu roboh.
"Jadi sempat ngayun dulu itu atap seperti ayunan. Barulah roboh," ucap pria berambut pendek itu.
Setelah atap dan baliho roboh, dia langsung mencoba membantu korban yang berjatuhan.
Saat itu, Lilis Lestari Pancawati yang menaiki Honda Beat dengan nomor polisi B 3914 EGA sudah tergeletak dan tidak bernyawa.