Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PDIP Disarankan Melebur ke Dalam Tim Pemenangan Ahok

"Jadi saran saya sebaiknya tidak perlulah PDIP membentuk tim pemenangan sendiri," kata Said.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in PDIP Disarankan Melebur ke Dalam Tim Pemenangan Ahok
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kanan) bersama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Petahana Basuki Tjahaja Purnama (kedua kanan) dan Djarot Syaiful Hidayat (kedua kiri) saat melakukan pendaftaran di Kantor KPUD DKI Jakarta, Salemba, Rabu (21/9/2016). Pasangan Ahok dan Djarot resmi mendaftar ke KPU DKI Jakarta dengan diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Golkar, Nasdem dan Hanura. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Secara politik keinginan PDIP membentuk tim pemenangan sendiri akan sangat tidak menguntungkan bagi pasangan petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat (Djarot) .

"Sebab, hal itu dapat menciptakan problem soliditas diantara partai-partai pengusung pasangan calon tersebut," ujar Pengamat Politik Said Salahudin kepada Tribunnews.com, Senin (26/9/2016).

Menurut Said, kalau sampai ada lebih dari satu tim pemenangan dan masing-masing tim itu kemudian bergerak sendiri-sendiri tanpa koordinasi dibawah satu garis komando maka ini bisa berpotensi menggangu rencana besar strategi pemenangan dari pasangan calon petahana tersebut.

Tidak hanya itu, lanjutnya, ada pula potensi munculnya gesekan bahkan perpecahan diantara partai-partai pengusung Ahok-Djarot yang lain.

Bahkan menurutnya, PDIP bisa dituding macam-macam nantinya.

"Jadi saran saya sebaiknya tidak perlulah PDIP membentuk tim pemenangan sendiri," kata Said.

"Mereka melebur saja dalam tim pemenangan yang sudah dibentuk sebelumnya oleh Pak Ahok bersama Golkar, Hanura, dan Nasdem," Said melanjutkan.

Berita Rekomendasi

Apalagi secara hukum kedudukan PDIP dan ketiga partai yang lain dalam pencalonan pasangan Ahok-Djarot adalah sama.

Tidak ada istilah pengusung utama, pengusung kelas dua, dan seterusnya.

"Keempat partai itu sama-sama disebut sebagai pengusung, tanpa tingkatan," jelasnya.

Bahwa jika dengan melebur dalam tim pemenangan yang sudah ada kemudian PDIP menginginkan posisi Ketua Tim Kampanye, menurutnya, itu terbilang wajar dan masuk akal.

Karena faktanya memang PDIP adalah partai yang memiliki basis dukungan pemilih lebih luas jika dibandingkan dengan Golkar, Hanura, dan Nasdem jika dilihat pada hasil perolehan suara Pemilu 2014.

Begitupun jika dilihat dari segi kepemilikan kursi DPRD DKI Jakarta yang menjadi syarat pencalonan pasangan Ahok-Djarot. PDIP adalah partai yang memiliki kursi DPRD lebih banyak dibandingkan dengan Golkar, Hanura, dan Nasdem.

"Jadi secara politik saya kira bisa dimengerti jika PDIP, misalnya, hanya sekedar menginginkan posisi Ketua Tim Kampanye Ahok-Djarot, walaupun itu bukan merupakan suatu keharusan," ucapnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas