Situasi Memanas, Warga dan Aparat Adu Mulut Soal Penggusuran di Bukit Duri
Warga Bukit Duri yang diwakili oleh Sandyawan Sumardi dan beberapa LSM yang terlihat sempat adu mulut
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Sanusi
![Situasi Memanas, Warga dan Aparat Adu Mulut Soal Penggusuran di Bukit Duri](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bukit-duri-chaos_20160928_112051.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Bukit Duri yang diwakili oleh Sandyawan Sumardi dan beberapa LSM yang terlihat sempat adu mulut saat aparat gabungan memaksa mereka untuk menjauh dari lokasi penertiban.
Ratusan aparat menyuruh mereka mundur, karena reruntuhan bangunan akan menjatuhi warga jika tetap diam di tempat.
Namun para aktivis dan warga enggan meninggalkan tempat karena harus mengawal proses penggusuran.
"Kami harus kawal, kami tidak mau mundur," ujar warga di lokasi, Jakarta, Rabu (28/9/2016).
Beberapa kali warga dan aktivis terdengar menyoraki petugas yang mengendarai alat berat dengan umpatan-umpatan kasar ketika meluluhlantakan bangunan demi bangunan.
"Siapa tukang gusur? Ahok! Siapa raja gusur? Ahok!" teriak mereka.
Pagi ini, Rabu (28/9/2016), Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan akan menertibkan bangunan-bangunan yang ada di bantaran Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Hingga Selasa kemarin, sudah ada 313 keluarga di RW 09, 10, 11, dan 12, yang pindah ke Rusun Rawa Bebek, sementara 70 keluarga belum mengambil unit rusun. Warga yang menerima relokasi sebagian besar sudah membongkar bangunannya.
Sebanyak 66 keluarga menolak direlokasi.
Penertiban hari ini tidak berlaku untuk 13 bidang tanah di RW 10, sebab terdapat 11 warga yang memiliki sertifikat, yang saat ini bukti sertifikatnya sudah diserahkan ke BPN Jakarta Selatan untuk diproses lebih lanjut.