Gara-gara Baju Ini, Banyak Netter Berkomentar Ahok Ganteng dan Keren
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selalu jadi pusat perhatian. Kali ini ada yang berbeda dengan penampilan Ahok dan tuai pujian.
Penulis: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selalu jadi pusat perhatian. Kali ini ada yang berbeda dengan penampilan Ahok dan tuai pujian, Sabtu (10/1/2016).
Postingan baru di akun Instagram Ahok @basukibtp menuai banyak komentar.
Sebagian besar memuji penampilan Ahok yang berbeda.
Ahok biasanya menggunakan baju batik lengan panjang.
Hampir di tiap acara resmi maupun event-event di luat, namun saat datang di acara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Ahok tampil elegan.
Ia menggunakan setelan jas dengan dasi plus kacamata hitam.
Upacara Hari Kesaktian Pancasila. Selamat Hari Kesaktian Pancasila. Warga negara Indonesia harus bersyukur dapat hidup di pulau yang subur dan memiliki Pancasila yang kuat sebagai pemersatu bangsa. Walaupun berbeda suku, agama dan ras serta tempat tinggal di negara kepulauan, Indonesia tidak mengalami gejolak. Siapapun yang mau mencoba-coba menggantikan Pancasila, kita semua berhadapan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan berhadapan dengan elit politik atau dengan bangsa Indonesia sendiri Ke depan, masyarakat bisa menerima keadilan sosial sesuai dengan cita-cita proklamasi. Ada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa yang akan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Spontan postingan ini menuai banyak tanggapan.
Sebagian besar respon memuji Ahok dengan komentar tampan, ganteng dan keren.
Meski berbeda-beda kalimat yang disampaikan namun terlihat netter kesengsem dengan penampilan perlente gubernur yang dikenal ceplas-ceplos ini.
Foto yang diposting, Ahok berjalan dengan gagah bersama petinggi-petinggi TNI memasuki kawasan upacara bendera.
Dalam postingan tersebut pun ditulis:
"Upacara Hari Kesaktian Pancasila."
"Selamat Hari Kesaktian Pancasila."
"Warga negara Indonesia harus bersyukur dapat hidup di pulau yang subur dan memiliki Pancasila yang kuat sebagai pemersatu bangsa."
"Walaupun berbeda suku, agama dan ras serta tempat tinggal di negara kepulauan, Indonesia tidak mengalami gejolak."
"Siapapun yang mau mencoba-coba menggantikan Pancasila, kita semua berhadapan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan berhadapan dengan elit politik atau dengan bangsa Indonesia sendiri."
"Ke depan, masyarakat bisa menerima keadilan sosial sesuai dengan cita-cita proklamasi."
"Ada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa yang akan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." (*)