Cerita Ahok Tolak Sumbangan Dana Kampanye Rp 30 Miliar
Acara pertemuan makan malam dihadiri sekitar 30 orang pengusaha, satu di antara mereka merupakan mantan bos Ahok.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sempat ditawari sumbangan dana kampanye patungan para pengusaha yang jumlahnya mencapai Rp 30 miliar.
Ahok menceritakannya di hadapan pendukungnya pada acara Launching penggalangan dana Ahok-Djarot, Kampanye Rakyat. Ahok mengatakan dibukanya donasi untuk kampanye karena pasangan Ahok-Djarot tidak memiliki banyak uang untuk maju di pesta demokrasi tahun depan.
Ahok bersama relawan Teman Ahok mengadakan acara pertemuan makan bersama, Sabtu (29/10/2016) lalu. Acara itu, sekaligus menggalang dana kampanye untuk Ahok jelang Pemilihan Kepala Daerah Jakarta 2017.
"Ada om-om, saya sempat bekerja dengan beliau ngomong 'eh ini Teman Ahok sampai Ahok selesai pencalonan kalian butuh berapa duit sih?' Teman Ahok bingung, mau bilang Rp20 miliar atau Rp25 miliar. Mungkin Rp25 miliar dia bilang," ujar Ahok di Rumah Lembang, Jalan Lembang, nomor 25 dan 27 , Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (1/11/2016).
Acara pertemuan makan malam dihadiri sekitar 30 orang pengusaha, satu di antara mereka merupakan mantan bos Ahok. Mendengar besaran angka tersebut, para pengusaha bersedia urunan per orang Rp 1 miliar. Tapi, Ahok menolak.
Menurut Ahok, jika ketika itu ia mengiyakan tawan dari para pengusaha, mereka sudah mendapat uang Rp30 miliar, sehingga relawan Teman Ahok tidak perlu lagi melakukan penggalangan dana, contohnya seperti menjual kaos dan merchandise.
"Dia bilang begitu saya berdiri, saya bilang 'om maaf om, saya bukan calon gubernur, tapi masih sebagai gubernur DKI Jakarta sampai 2017'," ujar Ahok menirukan percakapan dengan beberapa pengusaha.
Ahok menolak, sebab ingin demokrasi dalam Pilkada maju. Satu di antaranya, dengan partisipasi aktif masyarakat. Ahok ingin, pendukungnya urunan Rp 50 ribu. Ditargetkan, ada 100 ribu orang dengan capaian Rp 50 miliar.
Sebagai gubernur DKI, Ahok mengatakan sangat mudah mendapatkan uang miliaran rupiah dari pihak swasta. Namun, hal itu tidak dilakukan Ahok karena tidak dibenarkan.
"Saya bilang kalau mau Rp10-30 miliar satu ketok perusahaan kecil juga dikasih. Tapi ini tidak benar secara Undang-undang," ucap Ahok
Berkaca dari Pemilihan Presiden di Amerika Serikat. Di mana Barack Obama berhasil maju dengan urunan para pendukungnya. Sehingga, warga yang jujur dan profesional, bisa maju menjadi anggota legislatif atau eksekutif, tanpa menggunakan dana pribadi.
"Saya ingin orang jujur dan orang teruji, itu bisa didukung dari orang," tutup Ahok.