Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Panglima TNI Sebut Perusuh Bawa Panah

Presiden Joko Widodo menyebut demo 4 November berubah menjadi rusuh karena ditunggangi aktor politik.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Panglima TNI Sebut Perusuh Bawa Panah
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Demonstran membalas tembakan gas air mata dengan melempar batu dengan latar belakang api yang membakar mobil polisi saat terjadi bentrokan di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11/2016). TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyebut demo 4 November berubah menjadi rusuh karena ditunggangi aktor politik.

Sedang Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku dirinya dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sudah mengetahui ada kelompok yang merencanakan memicu kerusuhan saat demo tersebut.

"Bada isya ada kelompok yang sudah merencanakan berbuat rusuh. Sudah kami ketahui, sehingga prajurit dan kepolisian sudah diperispakan untuk menghadapi itu," ujar Panglima TNI, Sabtu (5/11), seusai bertemu ratusan personel TNI dan Polri yang melakukan pengamanan demo 4 November, di Silang Monas.

Menurut Panglima TNI, anggota Polri dan TNI tidak beraksi ketika dilempari. Diungkapkan,

aksi tersebut sudah direncanakan karena pelaku membawa panas dan bambu runcing sehingga banyak petugas keamanan yang kesakitan lantaran kena tusuk.

"Itu mereka anak-anak kecil, umur 14-15 tahun, ada yang bawa ketapel. Setelah saya dan Kapolri memberi peringatan menggunakan mik, para demonstran yang asli langsung mundur. Sedang yang lainnya maju terus. Mereka memancing agar aparat bertindak kasar. Itu semua ketahuan," ujarnya.

Kapolri Tito Karnavian menambahkan memang ada pihak-pihak yang sengaja melakukan provokasi dan menyerang aparat. Provokasi dilakukan dengan cara melempar petugas keamanan, namun petugas tetap diam dan tidak terpancing.

Berita Rekomendasi

Namun banyak anggota yang terluka, yakni ditusuk. "Yang luka ada sebanyak 18 orang, satu luka berat di kepalanya dan masih dirawat di RSPAD. Sedangkan 12 lainnya di RS Polri," tambah Tito Karnavian.

Gatot Nurmantyo dan Tito Karnavian, Sabtu, bertemu personel TNI-Polri yang terlibat dalam pengamanan demo 4 November. "Saya dan Pak Kapolri menyampaikan terima kasih, mewakili polisi dan prajurit TNI di seluruh Indonesia," kata Gatot Nurmantyo.

Menurut Gatot Nurmantyo, dia bersama Kapolri mengumpulkan pasukan di Monas untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan dari Presiden Joko Widodo kepada Polri dan TNI atas kinerja pengamanan demo menuntut proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Tito Karnavian menambahkan pengamanan tersebut membuktikan Polri dan TNI sangat solid untuk menghadapi kelompok-kelompok yang melakukan pelanggaran hukum.

"Demonstrasi tidak dilarang karena memang aturan hukum memperbolehkan. Tapi dari analisis kami dan Panglima TNI, kami melihat ada memang elemen yang sengaja (memicu kericuhan)," katanya.

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) membantah kadernya menjadi pemicu kerusuhan demo 4 November di Istana Negara. Ketua Umum PB HMI Mulyadi P Tamsir mengatakan, bendera HMI yang dibawa saat demo 4 November berwarna hijau tua dan tiang benderanya menggunakan bambu belah.

"Foto yang tersebar itu benderanya warna hijau muda, HMI itu hijau tua dan kami buat 500 bendera. Tiang bendera juga bambu belah, sedang di foto itu saat melakukan pemukulan pelaku menggunakan bambu bulat," tutur Mulyadi di Sekretariat PB HMI, Jakarta, Sabtu.

Sebelumnya Mabes Polri merilis foto-foto pihak yang diduga sebagai provokator kerusuhan. Dalam foto terlihat seorang pria menyerang polisi dengan bambu. Pria itu sebelumnya bergabung dengan massa yang membawa atribut HMI.

Mulyadi juga membantah ada bentrokan antara kader HMI dan massa dari Front Pembela Islam (FPI). "Tidak benar ada keributan antara HMI dan FPI, kami menyesalkan adanya insiden kerusuhan pada ujuk rasa di depan Istana Negara yang mengakibatkan banyak korban berjatuhan," papar Mulyadi.

Mulyadi pun mengimbau, kepada seluruh masyarakat dan kader HMI, kader Pemuda Islam Indonesia (PII), dan kader Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) untuk tetap tenang. (theresia felisiani/seno sulistiyono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas