Cerita Ahok Ingin Pamer Tentang Demokrasi Indonesia di Amerika Serikat
Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ingin memamerkan sesuatu di negeri paman sam, Amerika Serikat
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ingin memamerkan sesuatu di negeri paman sam, Amerika Serikat. Terutama mengenai perkembangan demokrasi Indonesia pada Pemilihan Umum.
Saat Ahok berkunjung ke Amerika Serikat 2008 lalu, dia melihat bagaimana prosesi pemilihan umum presiden di sana. Utamanya, bagaimana masyarakat berperan aktif dalam penggalangan dana kampanye seperti yang dilakukan Presiden Barack Obama. Ahok menyebut, semua orang bersedia menyumbang sebagai partisipasi untuk kampanye Obama.
Ahok berpandangan, urunan dari masyarakat memberi kesempatan bagi calon-calon yang tak memiliki uang untuk berkampanye, bisa maju dalam pemilihan umum kepala daerah atau presiden. Berkaca dari peranan warga AS, Ahok ingin menerapkannya pada Pilkada DKI Jakarta.
"Ini obsesi saya. Saya pengin partisipasi publik, seperti saya ke Amerika tahun 2008. Semua orang urunan nyumbang. Ini yang mau saya lakukan," ucap Ahok saat berkunjung ke Kompas.com, Palmerah Selatan, Jakarta Barat, Selasa (8/11/2016), kemarin.
Ahok melalui relawan Teman Ahok, kerap menyelenggarakan acara fundraising atau pengumpulan dana. Ahok menceritakan, ternyata masyarakat mau berpartisipasi dan menyumbang dana dengan nominal yang beragam. Ahok mengklaim, cara yang diterapkannya baru dalam perpolitikan Indonesia.
"Revolusi mental harus kita ubah. Rakyat harus membayar, membeli pejabatnya. Bukan pejabatnya yang membeli rakyat," ujar Ahok.
Ahok membanggakan relawan Teman Ahok, yang telah menyelenggarakan penggalangan dana beberapa kali. Satu di antaranya, berlangsung di apartemen di kawasan Pantai Mutiara, Jakarta Utara. Para pengunjung yang datang bisa swafoto dan makan malam bersama Ahok.
Kemudian, cerita Ahok, mereka juga mendapatkan sertifikat yang disediakan oleh Teman Ahok. Pada sertifikat itu, terdapat tandatangan Ahok. Para pengunjung biasanya urunan untuk dana kampanye Ahok. Besarannya beragam, rata-rata berkisar Rp 19 juta.
Sebelum menyumbang dana, mereka juga harus mengisi sebuah form lengkap dengan nomor pokok wajib pajak (NPWP) serta dibubuhi tandatangan basah. Para penyumbang dana ini tidak menyumbang dengan uang tunai. Melainkan langsung menstransfer ke rekening resmi Ahok-Djarot.
"Saya diundang ke Amerika, tapi saya tidak mau datang sampai terbukti dan terpilih Februari. Kenapa? Kalau sudah terpilih bisa ngomong agak gede dikit," kata Ahok seraya tertawa.