Blusukan ke Palmerah, Anies Dicurhati Warga Soal Penggusuran
"Rumah saya jadi begini. Sudah tiga tahun lebih dah enggak ada kabarnya lagi. Enggak dapet penggantian. kalau dapet penggantian saya bersyukur sekali"
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, blusukan ke pemukiman padat penduduk di Jalam Palmerah Utara III, Jakarta Barat, Minggu (13/11/2016).
Dalam kunjungan tersebut, pasangan dari Sandiaga Uno ini dicurhati oleh warga.
Seorang wanita paruh baya bernama Lilis (50), mencurahkan isi hatinya kepada Anies mengenai rumahnya yang digusur oleh Pemprov DKI Jakarta.
Rumahnya yang berada di bantaran kali Grogol tersebut digusur untuk dijadikan jalan inspeksi. Namun, setelah sekitar tiga tahun digusur proyek jalan inspeksi tersebut belum juga berjalan.
"Rumah saya jadi begini. Sudah tiga tahun lebih dah enggak ada kabarnya lagi. Enggak dapet penggantian. kalau dapet penggantian saya bersyukur sekali," ujar Lilis sambil menunjukan kondisi rumahnya kepada Anies.
Lilis menuturkan, setelah rumahnya digusur dan proyek jalan inspeksi tak juga terlaksana, akhirnya dia memutuskan membangun rumah semi permanen di lokasi bekas rumahnya.
"Rumah saya begini, tadinya ada kamar, ada dapur sendiri. Sekarang masak disitu, tidur disitu, terima tamu di situ," ucap Lilies sambil didengarkan oleh Anies.
Menanggapi curhatan Lilis, Anies mengaku akan mencarikan solusi untuk permasalahan tersebut.
Anies mengaku, jika dirinya terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, dia akan melakukan komunikasi terlebih dahulu kepada warga sebelum melakukan relokasi.
"Kalau dilakukan pembongkaran maka komunikasikan dengan baik. Sampaikan latar belakang, sampaikan lokasi pemindahan dan tunjukan ada penghidupan, ada jaminan kesehatan serta ada jaminan pendidkan dan tempat lebih baik. Jadi kita ingin agar pendekatan diperbaiki," kata Anies.
Anies menjelaskan, proses relokasi bukan hanya memindahkan seseorang ke suatu tempat saja.
Dalam proses relokasi, menurut Anies, harus diperhatikan pula kehidupan masyarakat ke depannya di lokasi yang baru.
"Karena yang dibongkar bukan barang tapi manusia. Kita harus hormati hargai, tidak bisa kita sekedar mengirimkan. Kita pun rumah kita kalau dipindah bukan hanya panik tapi ada perasaan enggak dihormati," ujarnya.
Penulis: Akhdi Martin Pratama
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.