Mimpi Anak Penderita Kanker di Charity Cancer Camp
Kegiatan perkemahan yang dilaksanakan selama 3 hari 2 malam dikawasan Villa Via Renata, Puncak – Bogor, Jawa Barat.
Editor: Hasanudin Aco
Kanker pada orang dewasa dapat dicegah, sementara pada anak hingga saat ini belumada pencegahannya. Untuk itu pola hidup dan makan makanan yang sehat harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini.
Untuk mengembalikan keceriaan anak-anak penderita kanker, PT Standardpen Industries bersama Yayasan Putera Peduli berkerjasama dengan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) dan Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya menyelenggarakan Charity Cancer Camp.
Kegiatan perkemahan yang dilaksanakan selama 3 hari 2 malam dikawasan Villa Via Renata, Puncak – Bogor, Jawa Barat.
“Kegiatan Charity Cancer Camp tahun ini merupakan penyelenggaraan yang keempat kalinya. Tahun ini Kami mengangkat tema Daylight (Dare Yourselt to Live and Fight). Tema ini sengaja diangkat untuk mengajak dan memotivasi agar anak-anak penderita kanker dapat bermimpi setinggi mungkin, dan untuk para orangtua juga didorong agar semangat dalam mendampingi anak-anaknya dalam berjuang melawan kanker,” ujar Erika Indrajaya, Ketua Panitia Charity Cancer Camp.
Perkemahan khusus anak-anak penderita kanker ini pertama kali diadakan pada tahun 2013 dengan mengusung tema Golden Spy Academy, perkemahan kedua dilaksanakan dengan tema Dreamzania pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 dengan tema perkemahan Wanderland.
“Perkemahan ini bertujuan untuk membantu dan menghibur pasien kanker dan keluarganya. Kami berharap seusai acara perkemahan ini para little cancer survivors menjadi lebih terhibur dan dapat memberikan inspirasi bagi para orangtua untuk melanjutkan kehidupan dengan berkualitas,” lanjut Erika.
Saat ini, tutur Kahlidin, Siti Aulia Zahra sudah hampir setahun mengikuti kemoterapi untuk terapi penyembuhannya.
“Saya senang sekarang kondisi Ara (panggilan siti Aulia) sudah jauh lebih baik, dulu berat badannya hanya 9 kg, sekarang 16 kg. Dulu sempat lumpuh dan koma berhari-hari di rumah sakit, sekarang sudah bias menggambar.”
Sakit yang sama juga diderita Athalla (6th). “Setahun lalu dokter bilang anak saya sakit leukemia. Saya dan ayah Athalla sangat kaget dan tidak percaya. Sejak saat itu Athalla harus menjalani kemoterapi secara rutin dan operasi penyembuhan tulang sumsum belakang,” cerita Anita, ibunda Athalla.
Bocah kelas 3 SD ini pertama kali diketahui menderita Leukemia karena setiap mengangkat kaki jika hendak menggunakan celana selalu mengeluh kakinya sakit, terkadang sampai menangis karena tidak kuat menahan sakit.
“Saya ingin Athalla cepat sembuh, makanya biar harus tiap hari pulang pergi Bogor-Jakarta untuk pengobatan Athalla saya akan terus lakukan, walaupun terkadang terasa lelah juga. Athalla ingin sekolah lagi, karena sejak ketahuan Leukemia, dokter melarang untuk sekolah dulu,” cerita Anita sambil menahan tangis.
Cerita berbeda dituturkan ibunda Ahmad Fitroh (9th), “Anak saya sudah dua tahun menjalani kemoterapi karena sakit leukemia. Alhamdullilah, Juli kemarin dokter bilang Fitroh sudah lebih baik,” tutur Nini Nuraini, ibunda Fitroh
Fitroh menderita leukeimia sejak usia 6 tahun. Awal diketahui sakit, saat Fitroh dicabut giginya, darah yang keluar mengalir terus, setelah itu fitroh mengalami panas tinggi. Selama menjalani Kemoterapi, Fitroh sempat lumpuh dan koma.
“Saya itu kagetnya bukanmain waktu dokter bilang Fitroh Leukemia, tapi waktu pertama kali sakit, fitroh sempat dirawat 2 minggu di rumah sakit, pas mau pulang dokter suruh saya ke RSCM untuk pemeriksaan lebih lanjut dan benar Leukimia. Jadi sekarang saya harus tetap jaga pola makannya dan tetap harus cek darah Fitroh setiap 3 bulan,” lanjut Nini.