Adu Siasat Pendemo Menuju Ibu Kota
Pergi dengan transportasi darat, Fahmi yang sehari-hari dianggap pemuka agama di lingkungan tempat tinggalnya
Penulis: Valdy Arief
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Satu per satu peserta aksi 212 mulai memadati Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (1/12/2016). Mereka kebanyakan berasal dari luar Jakarta.
Fahmi, pria berusia 35 tahun mengaku berasal dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Ia berangkat ke Ibu Kota demi aksi solidaritas bela Islam jilid III. Tidak hanya seorang diri, Fahmi berangkat menuju Jakarta bersama rekan-rekannya menggunakan mobil.
"18 jam perjalanan kami lalui, ini baru sampai tadi," kata Fahmi saat ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Pergi dengan transportasi darat, Fahmi yang sehari-hari dianggap pemuka agama di lingkungan tempat tinggalnya, menceritakan perjalanan menuju Jakarta tidak mudah. Beberapa kali rombongan diberhentikan aparat kepolisian.
"Waktu lewat Way Kanan (Lampung), saya lihat rombongan lain ditahan. Tidak boleh langsung lewat," ucap Fahmi.
Rombongan yang tidak bisa melanjutkan perjalanan untuk sementara, disebut Fahmi, berasal dari Sumatera Barat. Mereka diminta turun dari bus dan kemudian didata nama pendemo satu persatu. "Dicek sampai tiga kali," paparnya.
Menurutnya, pendataan itu tidak menghalangi rekan mereka menuju Jakarta. Sebab, polisi akhirnya membolehkan peserta aksi 212 melanjutkan perjalanan setelah melalui diskusi panjang.
Fahmi mengaku, kelompoknya lolos dari pendataan polisi lantaran menyebut tidak pergi menuju Jakarta. Ia berkilah hendak menuju saudaranya yang berada di Bekasi.
"Kami bilang mau ke Bekasi. Memang kami ke Bekasi dulu sebelum ke sini," sebutnya sembari tersenyum.
Sesampai di Istiqlal, rombongan Lubuk Linggau itu mengaku belum tahu tempat menginap. Jika tidak memungkinan untuk ikut menginap di Masjid Istiqlal, mereka hendak menyewa kamar yang lokasinya tidak jauh dari lokasi aksi.
"Kami mau pagi-pagi sudah di Monas," ujarnya.
Berbeda dengan Fahmi, Muhammad Zafran sudah sampai di Jakarta empat hari sebelum aksi 2 Desember berlangsung. Laki-laki 53 tahun ini juga sudah memiliki tempat tinggal sementara di Jakarta.
"Saya tidur tidak di Istiqlal, di rumah saudara daerah Slipi Jaya," tuturnya.
Zafran datang dari tempat yang lebih jauh ketimbang Fahmi. Bersama belasan temannya, dia datang dari Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara. Hanya saja, dari kecamatan yang dekat dengan perbatasan Sumatera Utara-Aceh, dia tidak harus duduk berhari-hari di dalam bus. Menggunakan pesawat terbang, dia berangkat dari Bandara Kualanamu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.