Dianggap Berbahaya, Orangtua Minta Permainan Mangkok Putar di Halte Ramah Anak Dicabut
Keberadaan mangkok putar dinilai membahayakan anak-anak dan standar keselamatannya tidak layak.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK -- Para orangtua siswa dari SDN Pondok Cina (Pocin) 1, meminta Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok, mencabut atau menghilangkan alat permainan mangkok putar.
Permainan ini melengkapi halte ramah anak di Jalan Margonda, Depok di depan sekolah mereka.
Sebab, keberadaan mangkok putar dinilai membahayakan anak-anak dan standar keselamatannya tidak layak.
Apalagi mangkok putar ity dipasang di sisi halte yang terlalu sempit di atas trotoar jalan dan terlalu mepet dengan pagar sekolah..
Selain itu, ortu siswa menganggap pondasi bagian bawah wahana mangkok putar, tidak rapi karena kaki besinya tidak menancap secara mantap ke ubin jalan.
Dengan begitu ketika puluhan siswa berebutan untuk menaiki mangkok putar, dikhawatirkan mereka bisa terjatuh. Belum lagi kerumunan anak-anak akan mengular ke badan jalan di depan halte karena menunggu giliran naik. Sehingga mereka rentan terserempet kendaraan.
Hal itu dikatakan salah seorang orangtua Siswa SDN Pocin 1, Bonar Karo-Karo kepada Warta Kota, Jumat (9/12/2016).
"Kami para ortu siswa sangat khawatir sekali, dan meminta mangkok putar itu dihilangkan saja, karena bisa membahayakan anak-anak," kata Bonar yang memiliki dua anak sekolah di SDN Pocin 1.
Menurutnya konsep halte ramah anak tidak hatus menyediakan permainan anak, apalagi jika kondisinya tidak memungkinkan dan memadai.
"Halte ramah anak, bisa saja dipasangi gambar atau imbauan yang menndidikan dengan disain menarik perhatian anak-anak untuk mau melihatnya dan mengingatnya. Jadi tidak harus dipasang permainan seperti itu, karena tempatnuya tidak tepat," kata Bonar.
Ia menjelaskan sebagian besar ortu siswa khawatir dengan adanya permainan mangkok putar di halte ramah anak di depan sekolah mereka, karena dianggap berbahaya.
"Kami sebenarnya senang dengan adanya permainan itu untuk anak-anak. Tapi karena keberadaannya di sisi jalan menjadi sangat berbahaya, karena tempatnya juga sempit dan anak-anak jadi berkerumun atau berebutan di pinggir jalan," kata Bonar.
Selain itu kata dia, alat permainan itu terlihat cukup ringkih untuk dinaiki anak-anak. "Pada pondasi bagian bawah kelihatan sekali belum rapi. Seperti belum terpasang secara mantap pondasinya," kata Bonar yang dua anaknya sekolah di SDN Pocin 1..
Karenanya kata Bonar, sebagian besar ortu siswa khawatir akan keselamatan anak-anak mereka jika berkerumun di sisi jalan untuk mencoba alat permainan itu.