Terjadi 5 Kali Pembunuhan Setiap Bulan di Jakarta, Berikut Daftar Pembunuhan Sadis Tahun Ini
Apabila dikalkulasikan maka rata-rata terjadi 5 kali pembunuhan setiap bulan di kota Metropolitan tersebut.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
Enno diperkosa secara bergantian dan dibunuh secara sadis dengan menancapkan gagang cangkul ke kelamin korban. Dia ditemukan tewas di dalam asrama tempat tinggalnya di Pergudangan 8, Blok DV, RT/RW 001/06, Kosambi Dadap, Kabupaten Tangerang, Jumat (13/5/2016).
Para pelaku, yaitu RAr, RAI, dan IH. RAr (15) merupakan siswa SMP. Para pelaku diancam hukuman pidana penjara seumur hidup.
Dari hasil autopsi, Enno menderita luka di sekujur tubuh. Dia mengalami luka di pipi kanan, luka lecet di pipi kanan, memar di bibir atas dan bawah, dan luka lecet pada leher.
Dia juga mengalami luka pendarahan di kelamin, luka lecet di dada kiri kanan, serta kedua puting payudara memar akibat gigitan pelaku. Tak hanya itu, ada gagang cangkul sepanjang 65 centimeter ditusukkan ke kemaluan Enno yang masuk sampai ke paru-paru dan hati.
Pembunuhan tak hanya terjadi di warga sipil. Keluarga aparat kepolisian pun terlibat perbuatan menghilangkan nyawa orang lain tersebut. Mutmainah, seorang istri anggota Provost Polda Metro Jaya memutilasi anak kandungnya, Arjuna, yang berusia 1 tahun.
Beruntung anak pertamanya yang berusia tiga tahun tak mengalami nasib serupa. Anak sulung Mutmainah hanya menderita pendarahan di telinga.
Jasad anak itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kamar kontrakan di Jalan Jaya 24, Nomor 24 RT/RW 004/10, Cengkareng Barat, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (2/10/2016) sekitar pukul 21.00 WIB.
Belakangan diketahui, Mutmainah mengalami depresi sehingga tega melakukan perbuatan keji tersebut. Mutmainah langsung diperiksa kejiwaannya setelah melakukan pembunuhan sadis yang menewaskan bayinya.
Ibu mutilasi anak itu berdalih bahwa di memotong boneka kayu yang ada di depannya. Bahkan Mutmainah merasa heran kenapa bayinya bisa meninggal, dan dia meras atidak membunuhnya.
Terakhir, kasus pembunuhan sadis terjadi di kawasan Pondok Gede, Bekasi, pada akhir Oktober 2016. Korbannya adalah Sopyan Lubis (43). Korban dibunuh dan dimutilasi menjadi 13 bagian oleh RLS, penghuni tempat kos.
Kemudian, jenazah dimakamkan di rumah kontrakan menggunakan semen keras.
Dari pengakuan pelaku, terungkap motif pembunuhan karena sakit hati telah ditagih uang oleh korban. Korban menagih ongkos pulang ke rumah kepada pelaku, tetapi tak dikasih oleh pelaku. Korban malah mengejek pelaku sert keluarga. Ini menyulut emosi pelaku yang langsung menghabisi korban.