Pengakuan Saksi Saat Dobrak Kamar Mandi: Pintu Tertahan Tumpukan Jenazah
Benar, mereka mendapati rumah tersebut dalam keadaan berantakan. Tak lama kemudian, terdengar suara minta tolong dari balik kamar mandi.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lutfi mengaku kaget dan merinding saat kali pertama memasuki kediaman keluarga pengusaha properti, Dodi Triono (59), di Jalan Pulomas Utara 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, sekitar pukul 08.30 WIB.
Sebab, setelah melihat sejumlah barang berserakan di ruang tengah, ia mendengar ringisan tangis dan suara minta tolong dari balik kamar mandi.
"Saya ke dalam rumah sama Sugeng dan petugas keamanan komplek. Pas baru sampe di dalam, barang-barang sudah pada berantakan semua. Enggak lama, saya dengar suara teriak tolong, tolong, dari perempuan. Saya hapal suaranya itu anak Pak Dodi yang agak tuna wicara, Zanette dan pembantunya, Emi," ujar Lutfi di lokasi kejadian.
Lutfi menyampaikan, dirinya merupakan tukang kebun di komplek Pulomas Residence, tempat rumah kedua milik Dodi Triono.
Rumah yang menjadi lokasi kejadian di Jalan Pulomas 7A dan rumah kedua milik Dodi Triono hanya berjarak 100 meter.
Ia menceritakan, mulanya sekitar pukul 08.30, teman dari anak korban, Diona Andra Arika Andra Putri, mendatangi petugas keamanan komplek Pulomas Residence.
Perempuan tersebut bercerita bahwa pintu rumah terbuka semua dan ruang tengah sudah dalam keadaan berantakan saat mendatangi rumah Diona.
Tidak ada orang yang menyahut saat ia berteriak memanggil nama Dional di rumah tersebut.
Lantas, beberapa petugas keamanan komplek Pulomas Residence bersama Lutfi dan rekannya mendatangi rumah Dodi Triono itu.
Benar, mereka mendapati rumah tersebut dalam keadaan berantakan. Tak lama kemudian, terdengar suara minta tolong dari balik kamar mandi.
Menurut Lutfi, lebih dari 15 menit dirinya dan petugas keamanan berusaha mendobrak pintu kamar mandi tersebut. Ia tidak mengetahui apa penyebabnya.
Yang jelas, Lutfi mengaku terkejut bukan kepalang begitu pintu kamar mandi berhasil dibuka. Ia mendapati 11 orang, termasuk pemilik orang dan anak-anaknya sudah dalam keadaan tertumpuk.
Sebagian dari mereka bersimbah darah dan terdapat luka tusukan di dada hingga luka gorokan senjata tajam di leher.
Bdua dobrak pintu kamar mandi, kita buka pake linggis dan kampak, akhir hantam, tebal pintu dibuka 10 menit-15 menit,
"Kami buka pintu kamar mandi itu pelan-pelan karena begitu bisa dibuka terlihat ada orang. Rupanya pintu tertahan sama tumpukan mayit," ungkapnya.
"Saya langsung lemas lihat mayit dan orang yang masih hidup ditumpuk jadi satu seperti itu," sambungnya.
Ia dan beberapa petugas keamanan dibantu dengan datangnya petugas Polsek Pulogadung berusaha mengangkat dan mengevakuasi 11 orang yang tertumpuk itu ke ruang tamu. Setelah diperiksa dokter kepolisian, rupanya ada lima orang yang masih bernafas dan mempunyai denyut nadi.
"Saya enggak tahu nyebutnya apa. Kaget, lemas nggak keruan lihat orang ditumpuk di kamar mandi kecil seperti itu," ucapnya.
Kepolisian melansir, ada 11 orang yang ditemukan di dalam kamar mandi rumah milik Dodi Triono. Sebanyak enam orang di antaranya meninggal dunia di tempat dan lima orang lainnya masih bernyawa telah dilarikan ke rumah sakit.
Enam korban meninggal dunia yakni, pemilik rumah, Dodi Triono (59); putri pertama Dodi, Diona Arika Andra Putri (17); putri ketiga Dodi, Dianita Gemma Dzalfayla (9); teman sekolah Gemma, Amel (9); serta dua sopir pribadi Dodi, Yanto (23) dan Tasrok (40).
Sementara korban selamat, yakni putri kedua Dodi, tiga Zanette Kaslila Azaria (13); serta empat pembantu rumah tangga Dodi, Emi (41), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy (23).
Hingga berita ini diturunkan, kepolisian masih menyelidiki pelaku dan mencari tahu motifnya. Yang jelas, dengan tidak adanya barang berharga milik korban yang hilang dari dalam rumah, kasus ini diduga murni kasus pembunuhan.