Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terkait Terbakarnya KM Zahro, KSOP Muara Angke dan Dishub DKI Dipanggil DPRD DKI Hari Ini

Beberapa anggota DPRD DKI kemarin, mengunjungi para korban Kapal Motor (KM) Zahro Express, di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Terkait Terbakarnya KM Zahro, KSOP Muara Angke dan Dishub DKI Dipanggil DPRD DKI Hari Ini
Tribunnews.com/ Abdul Qodir
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochammad Iriawan mengusap kepala Revano Rains Gunawan (3) di RS Polri Kramatjati, Senin (2/1/2017). Ravano menangis akibat ibunya Nia Kurniati (33) menjadi korban tewas dalam peristiwa terbakarnya KM Zahro Express, Minggu (1/1/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Hari ini, Selasa(3/1/2017) DPRD DKI Jakarta akan memanggil pihak terkait dengan terbakarnya KM Zahro Express pada Minggu (1/1/2017) lalu.

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP)  Muara Angke, Jakarta Utara dan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI akan ditanyai seputar kecelakaan yang terjadi saat tahun baru tersebut.

"Besok (Selasa hari ini) kami akan panggil Kepala Dishub, Kepala UP APK Dishub, dan KSOP. Kami akan mintai keterangan masalah kasus kebakaran kapal tersebut," kata Judistira Hermawan anggota DPRD DKI di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Senin (2/1/2017).

Beberapa anggota DPRD DKI kemarin, mengunjungi para korban Kapal Motor (KM) Zahro Express, di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.

Mereka, Judistira Hermawan, Ashraf Ali, dan Taufik Azhar merupakan perwakilan dari Fraksi Golkar.

"Yang dirawat di RSUD Tarakan ada empat anak remaja. Pelayanan dari RSUD Tarakan sangat baik dan kami pastikan biaya pengobatan digratiskan sampai selesai pengobatan," kata Judistira, ketika dihubungi Warta Kota.

Dari hasil kunjungan tersebut dengan berbincang kepada korban, didapati bahwa kapasitas kapal penumpang adalah 280 orang dan jumlah penumpang saat itu 248 orang.

BERITA TERKAIT

Namun, yang tercatat di manifes hanya 100 orang, maka 148 orang dapat dikatakan penumpang ilegal atau tidak resmi.

"Hal lain yang kami dapati adalah tidak adanya alat pemadam kebakaran di dalam kapal sebagai fasilitas guna antisipasi awal, apabila terjadi kebakaran," katanya.

Kemudian, kurangnya pelampung yang tersedia bagi para penumpang dan juga nahkoda kapal dan ABK (Anak Buah Kapal) bertindak tidak profesional saat terjadi kebakaran.

Bahkan, cenderung menyelamatkan diri sendiri.‎ (Mohamad Yusuf)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas