Ahok Berjanji Tak Akan Gusur Warga Sekitar Sungai Ciliwung tapi Ini Syaratnya
Ada hal yang menarik saat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Gubernur DKI Jakarta nonaktif Gang Pepaya, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada hal yang menarik saat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Gubernur DKI Jakarta nonaktif Gang Pepaya, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (6/1/2016) pagi.
Warga yang berdiskusi dengan Ahok menyampaikan harapan agar mereka tak digusur.
Ahok menyanggupi permintaan warga dan berjanji tak akan menggusur rumah warga di sekitar Sungai Ciliwung.
Meski demikian ia menyampaikan syarat-syaratnya pada warga.
Apa saja syarat-syaratnya? Simak selengkapnya.
Seperti diketahui wilayah ini memang biasa terendam banjir.
Ahok mengecek langsung ke lokasi dan berharap Sungai Ciliwung bisa menjadi lokasi wisata alternatif, ia berharap agar warga menjaga kebersihan.
Saat itu Ahok tiba pukul 09.28 WIB, langsung menjadi pusat perhatian warga sekitar wilayah tersebut.
Untuk mengantisipasi di tempat blusukan sebelumnya yang mengalami penolakan dari segilintir warga, maka Polisi juga melakukan pengamanan ekstra.
Banyak warga yang sebelumnya tak sadar akan kedatangan Calon Gubernur yang merakyat ini, langsung bergegas menghampiri dan bersalaman.
Kedatangan Basuki ke lokasi tersebut untuk mengecek kondisi sungai yang ada di sana.
Saat tinjauan lapangan Calon Gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama ditemani oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) dan Ketua RT 011/03, Zainal Abidin.
Saat melihat aliran Sungai Ciliwung yang berada di wilayah tersebut, seorang warga mengusulkan kepada Ahok agar wilayah bantaran sungai tersebut diberi sheet pile agar tidak terjadi erosi dan longsor.
"Pak ini kalau bisa dibuatkan sheet pile supaya enggak longsor. Untuk banjir sudah terjadi di daerah sini. Tapi hanya ditakutkan longsor bila curah hujan tinggi," kata seorang warga kepada Ahok di lokasi blusukan.
Usulan warga tersebut ditolak Basuki Tjahaja Purnama, karena melihat kondisi wilayah perumahan penduduk ini tidak bisa dimasukkan alat berat.
"Wah kalau di sini nggak bisa, Pak, kalau pakai sheet pile. Alat berat nggak bisa masuk sini," jawab Ahok.
Basuki juga menerangkan bahwa saat ini Pemda DKI Jakarta terus melakukan program normalisasi sungai di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung.
Namun, khusus di wilayah tersebut, normalisasi tidak menggunakan sheet pile.
Penggunaan alat berat dalam normalisasi Sungai Ciliwung memang perlu banyak hal yang diperhatikan.
Tapi Basuki menegaskan bahwa saat ini Sungai Ciliwung tidak pernah siaga 1 karena pintu air Manggarai sudah dibuka terus.
"Sekarang kalau Bapak lihat, Ciliwung sudah nggak pernah lagi siaga 1. Sebab saya meminta pintu air Manggarai dibuka terus. Jadi sepanjang bantaran Sungai Ciliwung tidak terjadi banjir lagi," kata Ahok.
Warga lain meminta Ahok agar rumah-rumah di lingkungan tersebut tidak digusur.
Ahok pun berjanji tidak akan menggusur selama mereka tidak mendirikan bangunan di bantaran sungai.
"Kami tidak akan menggusur selama Bapak-Ibu tidak mendirikan bangunan di bantaran sungai."
"Selain itu, jangan juga nutupin saluran dan got. Intinya adalah harus dijaga kebersihan kali dan kelengkapan surat-surat yang harus dimiliki," papar Ahok.
Bagi Basuki dalam menjaga kebersihan Sungai Ciliwung dan tidak terjadi banjir Jakarta yang besar, maka dirinya harus bertindak tegas meskipun terkadang harus membongkar.
Selain itu, Ahok menekankan pentingnya memiliki sertifikat tanah.
Alasannya, pemerintah akan mengganti sesuai dengan harga pasar bila akan menormalisasi sungai dan harus memindahkan warga.
Dengan memiliki sertifikat, warga akan tetap mendapat keuntungan.
"Kalau untuk banjir, masyarakat mau jual tanahnya nanti kami beli dengan harga pasar. Supaya kamu juga nanti bisa pindah ke tempat yang lebih layak. Kalau ada oknum yang menekan Bapak-Ibu dalam pembuatan sertifikat, laporkan sama saya," tutupnya.
Tidak hanya itu, Basuki juga menerangkan pihaknya saat masih menjabat sebagai gubernur aktif telah membebaskan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Banguan (BPHTB) di bawah Rp 2 miliar.
Menjaga Ekosistem Sungai Ciliwung
Kesadaran untuk menjaga ekosistem yang ada di sepanjang Sungai Ciliwung, menjadi konsentrasi besar bagi Calon Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
Ia melihat aliran sepanjang Sungai Ciliwung di areal Lenteng Agung ini masih terjaga dengan batu-batu Cadas yang alami.
Untuk itu ia tidak menginginkan batu-batu cadas yang berada di Sungai Ciliwung tidak boleh dipasang dinding turap.
Hal tersebut untuk menjaga ekosistem yang ada di sungai seperti adanya biawak dan binatang lainnya yang berada di sana.
"Tadi sudah dijelaskan dari Pak RT dan penduduk disini bahwa tidak pernah banjir lagi disini. Di pinggiran wilayah sungai ini masih ada batu cadas yang baik. Kalau cadas tidak usah diapa-apakan."
"Sungai Ciliwung itu biawak lebih banyak karena batu cadasnya masih terjaga, agar ekosistem yang ada di sekitar Sungai Ciliwung terjaga dengan baik. Yang perlu diperhatikan adalah kali itu harus bersih dan tidak ada sampah," ujar Ahok saat meninjau lokasi.
Ia juga berharap lingkungan Lenteng Agung yang masih asri ini dapat terjaga dengan baik wilayahnya.
"Kalau mereka mau jual ke kami (Pemda DKI) pun bisa kami beli jadi tempat wisata yang dikelola oleh masyarakat, termasuk untuk usaha,” tegasnya.
Seperti diketahui selama menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama telah membuat gebrakan proyek normalisasi Kali Ciliwung yang akan segera rampung.
Karena dia berencana akan memanfaatkan Kali Ciliwung untuk membangun transportasi baru agar bisa menjadi objek wisata baru di Ibu Kota.(*)