Pengungsi Asal Afrika Beri Petunjuk Soal Tewasnya Mahasiswi di Kebon Jeruk
Ezeugwu Clivert (31), rekan kos Tri Ari Yani Puspa Ningrum (22) alias Arum, memberikan dua kesaksian penting bagi polisi.
Editor: Adi Suhendi
Mempertanyakan soal perbaikan atap kamarnya yang bocor.
Kesaksian kedua Clivert yang jadi petunjuk polisi adalah soal dua suara perempuan di dalam kamar, setengah jam sebelum Arum ditemukan terbunuh, Senin (9/1/2017).
Pagi itu Clivert masih antara sadar dan tidak.
Dia masih mengantuk, tapi terbangun lantaran ditelepon pacarnya, sekitar pukul 07.17.
Begitu ia menutup telepon, ia mendengar ada dua suara perempuan di kamar korban.
"Satu suara terdengar tinggi dan satu suara lagi terdengar rendah," ujar Clivert.
Tapi Clivert menyebut ia setengah sadar saat mendengarkan suara itu.
Jadi ia tak tahu apakah itu benar-benar dua suara perempuan atau bukan.
Namun, Clivert memilih mengambil kesimpulan bahwa itu dua suara perempuan yang sedang cekcok.
Usai suara ribut-ribut itu Clivert menyebut ada seorang perempuan naik ke kamar, mengetuk pintu, membuka pintu, lalu keluar dari kamar sambil menelepon.
Clivert menyebut perempuan itu seperti sedang meminta pertolongan.
Dia melihat kejadian itu dari jendela kamarnya.
Perempuan yang dilihat Clivert belakangan diketahui Hernita Amaliah (21), rekan kerja korban yang tinggal tak jauh dari rumah kos itu.
Tapi Hernita punya kesaksian berbeda kepada polisi.