Survei LSI: Ahok-Djarot Kalah di Putaran Kedua, Siapapun Lawannya
Incumbent hanya akan mendapat 29,7 persen suara, sementara 41,8 persen suara akan didapat oleh pasangan Anies-Sandi.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tingginya sentimen anti-Ahok dianggap akan menjadi faktor utama yang dapat mengalahkan calon gubernur Jakarta nomor urut dua tersebut bertarung dan memenangakan Pilkada DKI Jakarta pada putaran kedua.
Berdasarkan pada survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, menjelaskan bahwa pasangan itu akan kalah dengan selisih 10 persen suara dari pasangan manapun yang akan memasuki putaran kedua.
“Kalau memang terjadi head to head, maka Ahok-Djarot setidaknya akan kalah dengan selisih 10 persen suara. Siapapun lawannya,” jelas Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di Kantornya, Jakarta, Selasa (17/1/2017)
Baca: Anies Baswedan Pertanyakan Hasil Survei LSI Denny JA
Baca: LSI Sebut Warga Jakarta Ingin Pilkada Satu Putaran Saja, Ini 3 Alasannya
Dari surveI, jika Ahok-Djarot menantang pasangan Agus-Sylvi pada putaran kedua, maka pasangan petahana itu hanya akan mendapat 33,9 persen suara saja.
Sementara Agus-Sylvi pasangan yang diusung oleh Koalisi Cikeas akan mendapat 48,1 persen suara.
Begitu juga jika Ahok-Djarot menantang pasangan Anies-Sandi.
Incumbent hanya akan mendapat 29,7 persen suara, sementara 41,8 persen suara akan didapat oleh pasangan Anies-Sandi.
Dua putaran
Survei LSI menyebut pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni unggul dari kedua rivalnya, dengan elektabilitas sebesar 36,7 persen.
Di bawahnya, pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat memiliki tingkat keterpilihan sebesar 32,6 persen.
Di peringkat paling buncit ada Anies-Sandi, yang hanya mendapatkan suara responden sebanyak 21,4 persen.
Pilgub DKI, menurut survei ini akan berlangsung dua putaran dan yang melaju ke putaran kedua adalah Agus-Sylvi dan Ahok-Djarot.
Sedangkan yang belum menentukan pilihan sebanyak 9,3 persen.
Metode yang digunakan LSI Denny JA dalam melakukan survei memanfaatkan multistage random sampling.
Jumlah responden yang dilibatkan sebanyak 880 orang.
Wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner.
Survei dilakukan pada 5-11 Januari 2017, dengan margin of error sebesar lebih kurang 3,4 persen. (*)
“Itupun masih sekitar 25 persen warga yang belum mau menjawab. Jika situasi panas terus terjaga seperti ini, bukan tidak mungkin Ahok akan makin sedikit suaranya,” kata dia.