Polda Metro Bongkar Penipuan Penyediaan Rumah Duka
Pelaku meminta bayaran sebagian uang pemakaian fasilitas dan akhirnya korban percaya.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aparat Subdit III Resmob Dit Reskrimum Polda Metro Jaya mengungkap kasus penipuan modus operandi penyediaan pelayanan rumah duka.
Lima orang pelaku penipuan berinisial, MT alias A alias DI, ASS alias F alias H, BH alias RPR, SA alias A, dan SAK alias D, telah diamankan aparat kepolisian di wilayah Jakarta Selatan, pada beberapa waktu lalu.
Kasubdit Resmob Dit Reskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Aris Supriono, mengatakan para pelaku menargetkan penipuan di rumah duka wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
"Menangkap lima orang terkait kasus penipuan. Mereka spesialis rumah duka. Hanya dua (rumah duka,-red), tetapi hasil lebih dari dua. Semua target rumah duka di Jakarta dan sekitarnya," ujarnya, kepada wartawan, Rabu (18/1/2017).
Sementara itu, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Didik Sugiarto, mengatakan pengungkapan kasus itu berawal dari laporan masyarakat yang diterima aparat kepolisian.
"Banyak masyarakat melapor adanya penipuan melalui online. Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan salah satu peristiwa yang terjadi," ujar Didik.
Pada 18 Desember 2016, suami korban yang bernama Irsan Tionardi meninggal dunia dan kemudian korban melalui David Tionardi (pelapor) meminjam fasilitas yayasan Jabar Agung untuk persemayaman suami korban pada 20 Desember 2016.
Korban mengirim berita meninggalnya suami korban ke Harian Kompas supaya sanak famili dan kerabat mengetahui berita duka tersebut dan isi tulisan korban tersebut tertera disemayamkan di Rumah Duka Jelambar Jabar Agung.
"Ada korban kebetulan suami meninggal dunia. Jenazah disemayamkan di rumah duka. Dimasukkan di salah satu surat kabar. Kondisi ini dimanfaatkan oleh komplotan pelaku penipuan online," ujarnya.
Lalu, pada 20 Desember 2016 pagi, salah satu pelaku menelepon ke rumah memperkenalkan diri sebagai pengurus rumah duka.
Pelaku menyatakan akan mengirim nomor rekening melalui handphone dan meminta nomor handphone korban.
Setelah tersangka mendapatkan nomor handphone korban, tersangka menyatakan mengaku dari Pengurus Yayasan Rumah Duka Jelambar.
Pelaku meminta bayaran sebagian uang pemakaian fasilitas dan akhirnya korban percaya.
"Komplotan mengaku dia berasal dari rumah duka yang di mana tempat korban yang bersangkutan, setelah mengaku pimpinan rumah duka," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.