Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Damai Tak Boleh Dirusak Oleh Politisasi Agama

Padahal, politisasi agama ini merupakan sebuah langkah mundur bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Indonesia Damai Tak Boleh Dirusak Oleh Politisasi Agama
Tribunnews.com/Y Gustaman
Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU), Zuhairi Misrawi, saat mengunjungi kantor Tribunnews.com, Jakarta, Kamis (9/7/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Islam, Zuhairi Misrawi memahami jika politisasi agama menjadi satu-satunya senjata melawan Gubernur Petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada 2017.

Hal itu disampaikan Gus Mis demikian sapaannya, mengeritik kinerja tim konsultan politik pasangan calon gubernur (cagub) tertentu yang tidak kreatif menciptakan isu dengan tetap menggunakan isu politisasi suku, agama dan ras (SARA) sebagai dagangan politik.

Padahal, politisasi agama ini merupakan sebuah langkah mundur bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.

“Kenapa kita tidak berdebat tentang program-program yang membawa Jakarta kearah yang lebih baik. Apakah ada program dari mereka yang jauh lebih unggul dibandingkan program Gubernur Petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Ini sebenarnya point pentingnya, bertarung program. Dan jangan membawa isu SARA ke panggung politik, sebab Indonesia sudah kondusif,” kata Gus Mis kepada Tribunnews.com, Kamis (19/1/2017).

Zuhairi melihat pula senjata politisasi agama ini tidak ampuh. Sebab, warga Jakarta sangat paham bahwa kasus Ahok ini beririsan dengan politik.

Dalam bayangan mereka, Ahok hanya bisa dikalahkan dengan isi politisasi agama.

“Kalau bertarung soal program, pasti mereka kalah. Sebab, program Ahok sudah dirasakan manfaatnya oleh Warga Jakarta. Makanya, konsultan politik ini tetap memainkan isu politisasi SARA. Dan ini sangat disayangkan,” kata Gus Mis.

Berita Rekomendasi

Menurut Gus Mis, polisasi SARA ini sangat tidak sehat bagi bangsa Indonesia. Karenanya, Indonesia damai ini tidak boleh dirusak dengan politisasi agama.

Dia berharap agar rakyat Indonesia menjadikan demokrasi sebagi instrumen untuk membawa bangsa dan negara ini lebih baik.

Apalagi, demokrasi yang ada sekarang ini mahal sekali karena diraih dengan perjuangan berdarah-darah.

“Untuk itulah, demokrasi ini harus kita rayakan bersama-sama. Marilah kita jaga demokrasi ini. Jangan sampai demokrasi ini memecah belah,”ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas