Tina Talisa Jadi Moderator Debat Publik II Pilkada DKI, Jumat Ini
Istri dari Amrinur Okta Jaya ini mengaku mesti menjaga kondisi fisik dan janin demi memuluskan acara debat kedua cagub dan cawagub DKI Jakarta.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Choirul Arifin

Secara langsung, dia menghubungi Dwi Noviratri Koesno atau Ira Koesno, selaku moderator debat pertama cagub-cawagub DKI Jakarta yang dilangsungkan di Hotel Bidakara, pada Jumat (14/1) lalu.
Dari debat pertama itu, dia setidaknya bisa mendapatkan gambaran seperti apa antusiasme masyarakat yang hadir atau menyaksikan lewat lembaga televisi dan memperhatikan bagaimana peran moderator dalam membantu debatnya.
"Ira (Ira Koesno,-red) buat debat pertama jadi perhatian publik. Saya sudah kontak dengan Ira untuk berbagi pengalaman. Terutama soal hadirin dan pendukung karena (debat,-red) perdana luar biasa kedua dan ketiga akan lebih ramai," kata dia.
Nantinya, di atas panggung, Tina tak seorang diri. Dia bersama dengan Eko Prasojo memandu jalannya debat. Untuk itu, diperlukan kesamaan paham antara mereka berdua.
Sementara itu mengenai materi menjadi bagian panelis yang akan disampaikan oleh moderator. Mereka tak hanya harus menguasai materi, tetapi juga mengantisipasi semangat dan antusiasme publik yang hadir.
KPU Provinsi DKI Jakarta telah mengumumkan ada 120 orang dari masing-masing paslon yang dapat hadir di Birawa Ballroom.
Jumlah ini lebih banyak 20 orang daripada debat pertama. Oleh karena itu diyakini debat kedua dan debat ketiga antusiasme massa dari masing-masing paslon diprediksi minimal sama dengan debat pertama atau meningkat.
"Yang terakhir persiapan mental karena saya dan Prof Eko harus menjadi pasangan moderator, ini bukan Prof Eko tampil sendiri atau Tina Talisa tampil sendiri, tetapi bagaimana Prof Eko dan saya memadukan peran masing-masing untuk saling mengisi menjadi moderator dalam debat kedua ini," imbuhnya.
Di kesempatan itu, dia memohon doa masyarakat DKI Jakarta supaya debat menjadi panggung yang memberikan kesempatan masing-masing pasangan calon secara adil dan berimbang menyampaikan gagasan terkait tema yang ditentukan.
Dia menilai debat harus menjadi panggung yang baik untuk semua paslon dan panggung yang bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga harapannya, warga dapat memilih siapa sosok yang layak memimpin DKI Jakarta untuk lima tahun ke depan.
"Bintang utama paslon, bintang penentu masyarakat," tambahnya sembari menegaskan akan bersikap independen karena secara pribadi tak mempunyai hak pilih di DKI Jakarta, sebab, dia mempunyai KTP Tangerang Selatan, Banten.
Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta, Sumarno, mengatakan penunjukan kedua orang itu sebagai moderator dilakukan atas dasar berbagai pertimbangan. Salah satunya mereka dinilai berkompeten di bidangnya.
"Mereka kompeten di bidangnya," kata Sumarno.
Jelang debat kedua, pihak KPU Provinsi DKI Jakarta, kedua moderator, dan panelis melakukan sejumlah persiapan.
Persiapan dilakukan agar penyampaian materi pertanyaan dapat disampaikan secara baik kepada tiga pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Sama seperti debat pertama. Sudah ada beberapa kali pertemuan, persiapan materi sesuai tema reformasi birokrasi," tambah Sumarno. (glery lazuardi)