Pantun-pantun Sindiran dari Butet Kertaradjasa di Hadapan Massa Pendukung Ahok
Lantunan pantun yang dibacakan Butet, semuanya bertema tentang DKI Jakarta. Selain itu, isi pantun tersebut juga berisi dukungan kepada Ahok.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seniman, Butet Kertaradjasa menghadiri Konser "Gue 2" yang diselenggarakan di Ex-Driving Range Golf, Senayan, Jakarta pada Sabtu (4/2/2017). Dalam acara tersebut Butet sempat melantunkan beberapa pantun yang bernada sindiran.
Sontak pantun-pantun Butet tersebut membuat para pendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat yang memadati area tersebut tertawa.
"Jaka sembung makan mangga gadung, waspadalah kalau Jakarta mendung, karena otak enggak nyambung berfantasilah Jakarta jadi kota terapung," ujar Butet di lokasi.
Lantunan pantun yang dibacakan Butet, semuanya bertema tentang DKI Jakarta. Selain itu, isi pantun tersebut juga berisi dukungan kepada Ahok dan Djarot.
"Menguras banjir janganlah memakai panci, mengurus banjir jangan hanya dengan fantasi. Yang lain baru sebatas janji, Ahok dan Djarot sudah terbukti," ucap Butet.
"Prajurit mengundurkan diri namanya disersi, harusnya didenda karena yang mengongkosi negara. Dilengser dari menteri banting setir ngejar ambisi, jadi kutu loncat tak mengapa asalkan bisa berkuasa," lanjut Butet.
Tak hanya itu, dalam pantunnya, Butet menyebut jika birokrasi di Jakarta ingin bersih dari praktek pungutan liar maka masyarakat harus dukung Ahok-Djarot.
"Ngakunya bersih suci, tapi hobinya baca novel stensilan, hati-hati kalau berjalan, bisa kepeleset lendir di mana-mana. Kalau rakyat ingin pelayanan tanpa sogokan, pasangan Ahok dan Djarot sudah membuktikan," kata Butet.
Akhdi Martin Pratama/Kompas.com