Histeri di Rumah Lembang
RUMAH LEMBANG tak pernah sepi dari pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- RUMAH LEMBANG tak pernah sepi dari pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Namun kemarin sore, keramaian di Rumah Lembang luar biasa. Ratusan pengunjung yang tak lain relawan pendukung Ahok-Djarot membludak hingga memenuhi seluruh penjuru ruang hingga jalanan di depan Rumah Lembang.
Sorak-sorai mengelukan nama Ahok berulangkali menghambur dari rumah yang selama ini menjadi Rumah Pemenangan Ahok-Djarot ini. Sebagian besar pendukung yang hadir, mengenakan baju kotak-kotak, simbol baju Ahok-Djarot.
Sekitar pukul 15.40 WIB,Ahok yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba di rumah yang berada di kawasan Taman Setu Lembang, Menteng, Jakarta Pusat ini. Mengenakan kemeja kotak-kotak, calon gubernur nomor urut dua ini langsung mengacungkan dua jari di hadapan pendukungnya."Kita pantas bersyukur atas hasil yang kita capai, meski masih setengah," ujar Ahok di depan pendukungnya.
Teriakan yel-yel hingga suara histeris terdengar di seantero penjuru rumah. Wati (45), seorang relawan pendukung Ahok, mengaku sengaja datang ke Rumah Lembang usai menggunakan hak suaranya mencoblos Ahok-Djarot di TPS yang dekat dengan lokasi rumahnya."Saya sengaja datang ke sini habis nyoblos, buat dukung Pak Ahok sama Pak Djarot," ujar Wati.
Wati pun agak kewalahan memarkirkan mobilnya lantaran lahan parkir yabg disediakan di sekitar Rumah Lembang penuh sesak. "Sudah dari tadi siang saya bersama keluarga kesini, macetnya ampun deh, ini aja saya parkir di dekat Taman (Suropati) situ," jelasnya. Taman Suropati berjarak sekitar 1 kilometer dari Rumah Lembang.
Tak hanya Wati yang merasakan hal tersebut. Luna (29) yang mengaku warga Pluit, Jakarta Utara, pun merasakan hal yang serupa. Tak hanya sulit parkir , Wati juga merasakan badannya didorong dan didesak para relawan lainnya yang histeris melihat Ahok. "Saya cari parkir susah, penuh banget, didesak, didorong sama relawan-relawan yang histeris lihat pak Ahok," kata Luna menampakkan wajah kesal.
Padatnya relawan di rumah pemenangan Ahok-Djarot sudah seperti saat menonton konser. "Kesel banget, ini crowdednya parah banget, sudah kayak mau nonton konser, tadi juga ada yang naik-naik tembok (hanya untuk lihat Ahok)," tegasnya.
Relawan pendukung yang hadir di Rumah Lembang, memang terlihat sangat antusias saat melihat Ahok. Diantara mereka, ada yang mendorong relawan didepannya, memanggil nama Ahok, bahkan naik ke atas tembok, demi melihat wajah Ahok.
Banyaknya relawan yang hadir membawa anak-anak membuat situasi sempat ricuh lantaran aksi saling dorong untuk bisa mendekati Ahok.
Kepada pendukungnya, Ahok mengaku bersyukur terhadap hasil quick count yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei. "Kita pantas bersyukur atas hasil yang kita capai meski masih setengah," kata Ahok.
Pada kesempatan itu, Ahok juga berterima kasih kepada warga, pendukung, relawan, serta partai politik pengusung yang telah mendukung pasangan Ahok-Djarot.
Selain itu, Ahok sempat menyindir lembaga survei yang menempatkan dirinya bersama Djarot unggul dalam hitung cepat. Padahal, sebelumnya lembaga survei tersebut kerap menempatkan Ahok-Djarot di posisi paling buncit.
"Kalau kita mengingat 3-4 bulan lalu, bahkan ada lembaga survei yang menyatakan Ahok-Djarot bisa jadi paling buncit juara 3 dan tak sampai perolehan suara 20 persen. Bahkan perolehan suara hanya 10 persen," kata Ahok.
Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Prasetyo Edi Marsudi, mengucapkan terima kasih kepada warga yang sudah berpartisipasi dalam Pilkada DKI dan memilih pasangan Basuki-Djarot.
"Terima kasih kepada yang sudah memilih pasangan nomor dua yang saat ini unggul sebagai pemenang Pilkada berdasarkan hitung cepat Pilkada DKI Jakarta 2017," kata Prasetyo Edi yang hadir di Rumah Lembang. (Tribunnews/Wahyu Aji/Fitri Wulandari)