Ahok Tinjau Pembangunan Depo LRT di Kelapa Gading
Basuki Tjahaja Purnama meninjau depo light rail transit (LRT) di Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (24/2/2017) pagi.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meninjau depo light rail transit (LRT) di Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (24/2/2017) pagi.
Mengenakan batik biru, helm dan perlengkapan proyek, Ahok sapaanya mendapatkan penjelasan soal lokasi dan bagaimana bentuk dari stasiun dan juga maket pembangunan.
Selain di Kelapa Gading, Ahok juga bakal meninjau pembangunan stasiun di Velodrome Rawamangun dan Equistrian Pulomas, Jakarta Timur.
LRT adalah sebuah sistem MassTransit dengan kereta api ringan (LRT) yang direncanakan akan dibangun di Jakarta, dan menghubungkan Jakarta dengan kota-kota disekitarnya seperti Bekasidan Bogor. Ada 2 penggagas LRT di Jakarta,Pemprov DKI yang akan membangun LRT dalam kota dan PT Adhi Karya yang akan membangun penghubung Jakarta ke kota sekitarnya.
agasan LRT Jakarta mulai muncul ketika Proyek Monorel Jakarta yang sempat diaktifkan kembali pada Oktober 2013 oleh Gubernur DKI saat itu, Joko Widodo tersendat pengerjaannya.
Tersendatnya pekerjaan tersebut karena Pemprov DKI dan Gubernur DKI penerus Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak akan mengabulkan permintaan yang diajukan oleh PT Jakarta Monorail untuk membangun depo di atasWaduk Setiabudi, Jakarta Selatan dan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Sebab, hasil kajian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU-Pera) menyatakan bahwa jika depo dibangun di atas Waduk Setiabudi, dikhawatirkan peristiwa jebolnya tanggul Latuharhariterulang kembali.
Ahok, sapaan Basuki, lebih memilih untuk membangun Light Rail Transit (LRT) dibandingkan monorel. Bahkan, Basuki telah mengungkapkan rencana pembangunan ini kepada Presiden Joko Widodo.
Adhi Karya yang semula berniat membangun jalur monorel Cibubur-Cawang-Grogol danBekasi-Cawang, mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo untuk mengubah konsep monorel menjadi LRT juga. Adapun alasan dibangunnya LRT karena lebih mudah terintegrasi dengan moda lainnya (MRT dan KRL) daripada monorel yang populasinya sedikit karena teknologinya tertutup.