Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tawuran Pelajar Hanya Demi Gengsi Tanpa Manfaat

Tawuran dua kelompok pelajar di fly over Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Ciracas, Jakarta Timur pada 14 Februari

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Tawuran Pelajar Hanya Demi Gengsi Tanpa Manfaat
Warta Kota/Budi Sam Law Malau
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tawuran dua kelompok pelajar di fly over Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Ciracas, Jakarta Timur pada 14 Februari lalu menjadi aksi kesekian kalinya di kawasan tersebut.

Kriminolog Universitas Indonesia, Kisnu Widagso menyebut, tindakan pelajar yang terlibat dalam tawuran masuk dalam kategori kenakalan remaja. Ia menyebut, tindakan seperti muncul karena adanya perubahan sosial dalam lingkungan masyarakat.

“Telah terjadi tekanan sosial, gengsi sosial, yang menyebabkan remaja melampiaskannya dengan hal-hal negatif seperti tawuran. Ini berawal dari lingkungan sosial mereka,” jelasnya ketika dihubungi.

Kisnu yang meminta agar masyarakat memperhatikan bagaimana tumbuh kembang anak hingga remaja, baik di dalam lingkungan keluarga, masyarakat juga di sekolah.

Kisnu menilai dalam hal ini ada sebuah sub sistem yang salah pada tumbuh kembang anak.

“Kita bertanya dulu kepada diri sendiri, apakah lingkungan keluarga sudah memberikan perlindungan yang baik kepada anak? Apakah sekolah sudah menjalankan fungsinya dengan baik dan apakah lingkungan masyarakatnya mendidiknya untuk menjadi pribadi yang baik? perlu diingat bahwa nilai akademis yang baik sekalipun tidak menjamin seorang anak bisa berperilaku baik,” papar Kisnu.

Solusinya, Wisnu meminta kepada para orang tua konsep terhadap tumbuh kembang anak-anak mereka hingga remaja.

Berita Rekomendasi

“Penuhi hak-hak anak. Tanamkan pendidikan karakter dari dasar supaya saat mulai besar anak-anak itu jauh dari tindakan pidana,” katanya.

Sementara itu, Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Pol Agung Budijono menyebut aksi itu spontan dilakukan dua kelompok pelajar dari tiga sekolah berbeda.

"Awalnya, ada sekumpulan pelajar dari SMK Adi Luhur 2 berkumpul di sekitar Kalisari, Pasar Rebo. Saat mereka dalam perjalanan menuju ke Cililitan dan melewati fly over Pasar Rebo, mereka melihat kelompok lain yakni dari SMK Budi Murni 4 dan SMK Bunda kandung di sana tepatnya di dekat RS Harapan Bunda," jelasnya di Mapolres Jakarta Timur, Senin (27/2/2017).

Kedua kelompok yang bertemu kemudian saling mengejek dan saling menantang. Sama-sama tersulut emosi, keduanya saling mendekat. Perkelahian massal pun tidak terelakkan. Masing-masing kelompok mempersenjatai diri dengan senjata tajam.

Saat itu, seorang siswa dari SMK Bunda kandung bernama Ahmad Andika Baskara (17) tersungkur dan langsung menjadi bulan-bulanan siswa dari SMK Adi Luhur 2. Tubuh Bagas dibacok, diinjak dan dicambuk dengan ikat pinggang berkepala besi. Darah bercucuran di lokasi. Tak lama, Bagas tewas.

"Tewasnya Bagas mengakhiri tawuran. Kedua kelompok langsung membubarkan diri," imbuh Kombes Agung.

Pada saat terjadi tawuran, puluhan orang hanya bisa menonton dan merekamnya menggunakan telepon pintar.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas