Mayat di Tepi Jalan Tol Diduga Penyelundup Narkoba yang Tewas Setelah Telan 10 Kapsul Sabu
Polres Metro Jakarta Utara mengungkap sesosok mayat pria, yang ketika itu ditemukan jajaran Patroli Jalan Raya (PJR)
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Polres Metro Jakarta Utara mengungkap sesosok mayat pria, yang ketika itu ditemukan jajaran Patroli Jalan Raya (PJR), di sekitar saluran air pinggir Tol Kapuk 2 Prof Sedyatmo KM 21.300, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (23/2/2017), sore.
Yantoko (27), nama sosok mayat tersebut dan berdomisili di Nganjuk, Jawa Timur diketahui tewas lantaran salah satu dari 10 kapsul berisi narkotika jenis sabu yang ditelannya, berkontraksi.
Ia diduga menyelundupkan sabu dengan menelan sabu yang telah dibungkus dalam kapsul. Namun salah satu kapsul bocor di dalam perut sehingga meracuni badannya.
"Kami pun melihat paspornya ternyata pria ini baru saja ke Hongkong tertanggal di 13 Februari 2017. Sampai di Jakarta itu, pada 19 Februari 2017. Sementara, ditemukannya pria ini telah tewas pada 23 Februari 2017. Berarti, ya wajar seluruh tubuh pada mayat ini, sudah dipenuhi belatung saat ditemukan. Tewasnya ini diduga diakibatkan salah satu kapsul alami pecah, sehingga berkontraksi. Tubuhnya tidak kuat menahan, sehingga langsung tewas di tol itu," paparnya Kombes Pol M Awal Chairuddin, selaku Kapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (2/3/2017).
Dikatakan Awal, sebelum tewas di pinggir Tol Prof Sedyatmo, Yantoko yang diketahui telah terekam Closed Circuit Of Television (CCTV) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang. Kata Awal, Yantoko yang saat tiba di Bandara Soetta langsung menggunakan sebuah taksi, yang kemudian meninggalkan lokasi.
"Pada tanggal 19 Februari 2017, korbannya ini tiba di Bandara Soetta, dan terekam CCTV-nya pihak Bandara. Terlihat, ada korban ini tengah membawa sebuah koper merah. Nah koper ini lah persis di lokasi ditemukannya korbannya ini tewas di pinggiran tol. Kemudian, korban yang selama perjalanan meninggalkan bandara itu, diduga kuat perutnya mules-mules. Mungkin, kapsul itu berkontraksi," paparnya.
Awal melanjutkan kembali, "Korban ketika itu mungkin sudah tidak tahan perutnya mules-mules, lalu si korban ini turun di tengah jalan tepatnya di pinggiran tol itu. Karena terdapat kontraksi di dalam usus karena kapsul isinya sabu itu, yah tubuh tak kuat menahannya, lalu tewas. Empat hari kemudian, atau tertanggal 23 Februari 2017, baru ditemukan," lanjutnya.
Awal menambahkan, ke-10 kapsul yang berisi metaphetamine atau narkotika jenis sabu itu, kandungamnya positif lantaran telah diperiksa oleh jajaran Badan Narkotika Nasional (BNN). Awal juga menerangkan, pihaknya hingga saat ini masih menelusuri terkait sosok Yantoko.
"Diduga dari Nganjuk pria ini menelan sepuluh kapsul itu secara langsung sebelum beranjak dari Hongkong. Namun, kami mendalami siapa sosok pria ini. Sebab, kalau memang dia (Yantoko) dibunuh seseorang, pastinya orang itu mengincar kapsul di dalam tubuhnya. Tapi, ini kan tak ada tanda luka kekerasan di tubuh korbannya," katanya kembali. Panji Baskhara Ramadhan