Pengemudi Grab dan Angkot Bentrok di Tangerang, Ini Tanggapan Manajemen Grab
Manajemen Grab meminta driver Grab menghindari beroperasi di area-area yang terkena dampak aksi protes pengemudi angkutan umum di Tangerang.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen Grab menyatakan menyesalkan terjadinya ketegangan antara pengemudi angkutan kota (angkot) dan pengemudi transportasi online di wilayah Tangerang yang menimbulkan korban dari kedua belah pihak.
"Keselamatan seluruh mitra pengemudi, penumpang, dan masyarakat merupakan prioritas utama kami. Kami mendukung segala upaya pemerintah kota dan aparat keamanan untuk membuat situasi kembali kondusif," kata Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia dalam pernyataan tertulisnya kepada Tribunnews, Kamis (9/3/2017).
Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya meminta driver Grab menghindari provokasi. Pihaknya juga meminta mereka menghindari beroperasi di area-area yang terkena dampak aksi protes pengemudi angkutan umum di Tangerang.
Pihaknya juga menjanjikan kompensasi kepada driver Grab yang jadi korban bentrok. "Para mitra pengemudi Grab Indonesia dilindungi oleh asuransi. Karena itu kami akan menanggung seluruh biaya perawatan medis yang dibutuhkan mitra pengemudi Grab Indonesia yang menjadi korban aksi protes," janjinya.
Pihaknya juga berjanji memberikan pendampingan hukum jika ada driver Grab yang ingin mengadukan kejadian yang menimpanya ke pihak berwajib.
"Kami berkomitmen mendukung dan mengikuti arahan serta ketetapan dari Pemerintah Kota Tangerang guna membuat situasi kembali kondusif dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang," katanya.
"Kami akan terus berkolaborasi dan berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan di industri transportasi untuk memberikan manfaat bagi semua pihak," imbuh dia.
Sebelumnya, seorang driver ojek Grab ditabrak sopir angkot di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Tangerang, Rabu (8/3/2017). Kondisinya kini masih koma. Hal itu memicu aksi balasan oleh sebagian driver Grab.
Kejadian itu diperkirakan merupakan buntut dari ketegangan antara sopir angkot dan ojek online yang bermula dari demo sopir angkot, Rabu pagi yang kemudian memicu bentrokan antara kedua pihak pada siang sampai sore hari.
Korban masih koma sejak Rabu (8/3/2017) atau sejak dirawat di RS Sari Asih, Karawaci, Kota Tangerang. Hari ini korban dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.