Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ustaz Syafi'i Bantah Tidak Mau Salatkan Jenazah Hindun di Mushalla

"Saya bilang (ke Neneng) ini diusapin (ke tubuh Hindun), biar ilmunya hilang," ujar Muhammad Safi'i.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ustaz Syafi'i Bantah Tidak Mau Salatkan Jenazah Hindun di Mushalla
Tribunnews.com/Nurmulia Rekso Purnomo
Sunengsih alias Neneng (47) tengah memegang foto mendiang Hindun bin Raisan (77). Jenazah Hindun pada 3 Maret lalu tidak dishalatkan di mushalla Al Mukmin, di wilayah Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan. Neneg meyakini hal itu karena sang ibunda adalah pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di depan pintu masuk kediaman Muhammad Safi'i di kelurahan Karet Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, terdapat tumpukan barang yang bagian atasnya terdapat wadah yang berisi potongan daun kelor atau merunggai (Moringa oleifera).

Saat ditemui Tribunnews.com di kediamannya, Jumat (10/3/2017), Muhammad Safi'i yang merupakan ustaz di wilayah tersebut sekaligus pengurus musholla Al Mukmin, mengatakan bahwa dia yang memotong daun kelor tersebut untuk membantu pemakaman Hindun bin Raisan (77), Selasa (7/3/2017) lalu.

"Saya bilang (ke Neneng) ini diusapin (ke tubuh Hindun), biar ilmunya hilang," ujar Muhammad Safi'i.




Baca: Putri Pendukung Ahok Kecewa Jenazah Ibundanya Tidak Dishalatkan di Mushalla

Kejadian tersebut bermula saat hari Selasa lalu.

Sunengsih alias Neneng (47) putri bungsu Hindun mendatangi kediamannya dan menggedor-gedor pintu sembari memberitahukan bahwa sang ibunda dalam kondisi gawat.

Setelah mendengar cerita Neneg, ia lalu membuatkan ramuan untuk Hindun.

BERITA TERKAIT

Perempuan 77 tahun yang sudah beberapa bulan tidak bisa jalan karena penyakit pengkapura dan darah tinggi itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir setelah dibaluri ramuan dari sang ustaz.

"Setelah almarhum meninggal, saya bilang ke Neneng, sudah nggak usah nangis, mending kita urusin," katanya.

Muhammad Safi'i ikut mengurus segala sesuatunya terkait jenazah tersebut. Mulai dari mengumumkan di mushalla, hingga pemandian jenazah.

Namun saat Neneng minta sang ibunda di shalatkan di musholla, ia menyarankan agar shalat jenazah dilakukan di rumah.

"Karena waktu itu hujan deras, bukan karena apa-apa, dan waktu itu sudah sore, anak-anak (warga) tidak ada, jadi shalatnya di rumah saja, saya yang ikut mengurus, saya tanggungjawab, " ujarnya.

Muhammad Safi'i juga ikut membantu mencarikan ambulans agar jenazah bisa dibawa dengan aman ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo.

Ia juga ikut sampai ke pemakaman, dan memimpin doa di tempat peristirahatan terakhir Hindun.

"Itu juga ambulansnya ambulan Anies - Sandi, bukan ambulans dari RT sini," katanya.

Ternyata bantuan dari sang ustaz ditanggapi lain oleh Neneg.

Putri bungsu almarhum bahkan menganggap Ustaz Safi'i menyarankan agar sang ibunda tidak dishalatkan di musholla, karena sang ibunda adalah pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat.

Muhammad Safi'i mengaku kecewa atas tuduhan tersebut.

"Seumur-umur saya baru kali ini (dituduh). Padahal sebelumnya almarhum bapaknya (Neneg) saya juga yang mengurus, saya juga jadi bingung, sekarang banyak (wartawan) yang mencari saya," katanya.

"Tidak betul (tuduhan Neneng), kewajiban orang Islam (terhadap jenazah) itu mendoakan, menshalatkan dan memakamkan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas