Ustaz Syafi'i Bantah Tidak Mau Salatkan Jenazah Hindun di Mushalla
"Saya bilang (ke Neneng) ini diusapin (ke tubuh Hindun), biar ilmunya hilang," ujar Muhammad Safi'i.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di depan pintu masuk kediaman Muhammad Safi'i di kelurahan Karet Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, terdapat tumpukan barang yang bagian atasnya terdapat wadah yang berisi potongan daun kelor atau merunggai (Moringa oleifera).
Saat ditemui Tribunnews.com di kediamannya, Jumat (10/3/2017), Muhammad Safi'i yang merupakan ustaz di wilayah tersebut sekaligus pengurus musholla Al Mukmin, mengatakan bahwa dia yang memotong daun kelor tersebut untuk membantu pemakaman Hindun bin Raisan (77), Selasa (7/3/2017) lalu.
"Saya bilang (ke Neneng) ini diusapin (ke tubuh Hindun), biar ilmunya hilang," ujar Muhammad Safi'i.
Baca: Putri Pendukung Ahok Kecewa Jenazah Ibundanya Tidak Dishalatkan di Mushalla
Kejadian tersebut bermula saat hari Selasa lalu.
Sunengsih alias Neneng (47) putri bungsu Hindun mendatangi kediamannya dan menggedor-gedor pintu sembari memberitahukan bahwa sang ibunda dalam kondisi gawat.
Setelah mendengar cerita Neneg, ia lalu membuatkan ramuan untuk Hindun.
Perempuan 77 tahun yang sudah beberapa bulan tidak bisa jalan karena penyakit pengkapura dan darah tinggi itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir setelah dibaluri ramuan dari sang ustaz.
"Setelah almarhum meninggal, saya bilang ke Neneng, sudah nggak usah nangis, mending kita urusin," katanya.
Muhammad Safi'i ikut mengurus segala sesuatunya terkait jenazah tersebut. Mulai dari mengumumkan di mushalla, hingga pemandian jenazah.
Namun saat Neneng minta sang ibunda di shalatkan di musholla, ia menyarankan agar shalat jenazah dilakukan di rumah.
"Karena waktu itu hujan deras, bukan karena apa-apa, dan waktu itu sudah sore, anak-anak (warga) tidak ada, jadi shalatnya di rumah saja, saya yang ikut mengurus, saya tanggungjawab, " ujarnya.
Muhammad Safi'i juga ikut membantu mencarikan ambulans agar jenazah bisa dibawa dengan aman ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo.
Ia juga ikut sampai ke pemakaman, dan memimpin doa di tempat peristirahatan terakhir Hindun.