Bukannya Mengurai, JPO Stasiun Tanah Abang Justru Membuat Penumpukan Penumpang
Dari tujuh baris menyempit menjadi dua baris, sehingga terpaksa warga mengantre cukup lama.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- 'Wuuuuu,' teriak warga sambil berdesakan. Mereka berebut untuk turun ke bawah. Antrean pun tak beraturan. Dari tujuh baris menyempit menjadi dua baris, sehingga terpaksa warga mengantre cukup lama.
Kondisi ini merupakan gambaran singkat di jembatan penyebrangan orang (JPO) baru Stasiun Tanah Abang, Jumat (10/3/2017) sore. Pada jam-jam sibuk, seperti pergi dan pulang kantor, warga berdesak-desakan berpindah antar-peron.
Kondisi ini kian diperparah lantaran eskalator dan tangga manual belum berfungsi maksimal. Misalnya eskalator dan tangga manual untuk menuju dan dari peron dua dan tiga.
Dari dua eskalator, satu di antaranya mati dan tangga manual pun belum berfungsi. Alhasil, warga pun menumpuk.
"Kalau fasilitas baru begini, malah jadi merepotkan," kata Adrian (32), salah satu penumpang, sambil berdesak-desakan menuju peron dua dan tiga, Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Adrian menyarankan bila ada fasilitas yang belum berfungsi, harusnya belum dibuka untuk publik. Apalagi, JPO ini menjadi salah satu fasilitas penyeberangan antar-peron, setelah penyeberangan di bawah ditutup. Konsentrasi penyeberangan penumpang pun menumpuk di atas JPO.
Pendapat serupa juga diberikan oleh Rianti (37). Penumpang kereta rel listrik (KRL) tujuan Bogor ini merasa JPO belum efektif bila membuat penumpukan penumpang.
Dia mengakui bahwa keberadaan JPO membuat aman penyeberangan antar-peron, namun masih memakan waktu lantaran antre.
"Ini saya dari masuk stasiun sampai di JPO sudah hampir lima menit karena penuh. Kalau nyeberang di peron bawah biasanya dua menit karena kan besar jalannya," kata Rianti.
Rata-rata penumpang sudah mengetahui waktu keberangkatan kereta mereka. Oleh karena itu, penumpang biasanya datang mendekati waktu keberangkatan. Dengan adanya JPO, diakui mereka tertinggal kereta pada jadwal biasa.
"Saya biasa naik kereta Bogor sekitar pukul 16.20, jadi ini naik kereta sekitar pukul 16.30," kata dia.
Sementara itu, petugas KRL di JPO tak ada yang bisa dikonfirmasi terkait penyebab belum berfungsinya sejumlah eskalator dan tangga manual. Mereka mengatakan tidak memiliki kewenangan untuk menyampaikan informasi tersebut.
JPO Stasiun Tanah Abang memiliki panjang 60 meter dan lebar 6 meter. JPO ini dilengkapi dengan tiga tangga manual dan enam eskalator. Pada sisi kanan dan kiri JPO juga dipasang kaca. Bersamaan dengan pengoperasian JPO, bangunan hall baru di sisi utara Stasiun Tanah Abang dengan pintu masuk utama yang dibuka melalui jalan Jatibaru juga mulai difungsikan.
Hall tersebut dilengkapi dengan fasilitas 15 gate elektronik yang dapat digunakan untuk transaksi tiket masuk dan keluar Stasiun Tanah Abang. (Kahfi Dirga Cahya)