Benarkah Ada Pemukulan saat Pengusiran di Masjid At-Tin? Ini Jawaban Djarot
Menurut Djarot, memang beberapa temannya sempat menelepon untuk memastikan kabar pemukulan tersebut.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, membantah kabar yang menyebut dia sempat dipukul saat hadir pada acara haul Presiden kedua RI Soeharto, sekaligus peringatan Supersemar, di Masjid At Tin, Jakarta Timur, Sabtu (11/3/2017) malam.
"Isunya macam-macam, saya enggak suka yang hoax ini, katanya saya dipukuli. Ada yang begitu ngomong," kata Djarot, di sela-sela berkampanye di Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (12/3/2017).
Menurut Djarot, beberapa temannya sempat menelepon untuk memastikan kabar mengenai pemukulan tersebut.
Djarot kemudian menjelaskan ke teman-temannya bahwa dia tidak dipukul.
Namun, Djarot membenarkan bahwa pengawalnya yang merupakan anggota polisi terkena pukulan dalam insiden yang terjadi di Masjid At Tin tersebut.
Djarot mengungkapkan, pengawalnya yang anggota kepolisian itu terkena pukulan saat masih berada di luar masjid.
Djarot meminta para pengawalnya untuk tidak melawan.
"Polisi lho yang dipukuli, bawa pistol lho. Saya bilang (pengawal), hati-hati jangan dilawan, mereka masih belum sadar. Habis dipukul begitu kan capek dia, untuk menghibur, kami ajak makan," ujar Djarot.
Adapun Djarot mengaku menghadiri acara tersebut karena undangan dari keluarga Presiden Soeharto.
Djarot sempat tidak bisa masuk ke acara haul Presiden Soeharto.
Dia sudah disoraki sejak turun dari mobilnya di halaman Masjid At Tin.
Namun Djarot memilih tetap berjalan didampingi ajudannya untuk masuk ke dalam area masjid.
Saat tiba di depan pintu masuk, Djarot dihalau agar tidak bisa melewati pintu itu.
Djarot akhirnya bisa masuk ke dalam dan mengikuti acara tersebut.