Warga Tegaskan Tidak Ada yang Menolak Mensalatkan Jenazah Nenek Hindun
Sofyan Iskandar (55), mantan ketua RT 5 RW 9 lokasi rumah keluarga almarhum Hindun menyebut tidak ada penolakan terhadap jenazah.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahlilan tujuh hari meninggalnya Hindun (78) di rumah duka Jalan Karet Raya II, Setiabudi, Jakarta Selatan dimanfaatkan warga untuk mengklarifikasi berbagai isu yang beredar kepada awak media.
Sofyan Iskandar (55), mantan ketua RT 5 RW 9 lokasi rumah keluarga almarhum Hindun menyebut tidak ada penolakan terhadap jenazah.
"Waktu itu Ustadz Syafi'i menyarankan untuk mengurus jenazah di rumah karena akan repot kalau di mushola. Waktu itu almarhum meninggal pukul 13.30 WIB, kita buru-buru karena cuaca kurang mendukung dan hari keburu gelap, karena mempersiapkan rempah-rempah untuk memandikan jenazah butuh waktu," ujar Sofyan saat ditemui di rumah duka, Senin (13/3/2017).
Baca: Istri Djarot dan Giring Nidji Hadiri Tahlilan Almarhum Hindun
Baca: Kapolres Jakarta Selatan: Tidak Ada Penolakan Mensalatkan Jenazah Hindun
Kondisi serba mendadak itu memang membuat pihak keluarga harus bertindak cepat untuk mengurus jenazah.
Namun beruntung warga sigap untuk memberi pertolongan kepada keluarga.
"Di RT 5 ini memang kita siapkan paguyuban untuk mengurus bila ada warga yang meninggal. Semua disiapkan warga karena kondisi mepet dan kami tidak sempat kepikiran membawa ke tempat lain, termasuk mushola dan bahkan puskesmas," tegasnya.
Ia juga mengiyakan keterangan Ustadz Syafi'i yang membenarkan kondisi mushola yang sepi sehingga tidak memungkinkan melakukan salat jenazah di sana.
"Karena waktu itu banyak yang belum pulang kerja, jadi Ustadz Syafi'i menyarankan agar dilakukan di rumah duka saja karena kondisi mushola juga sepi. Kalau Ustadz Syafi'i dikabarkan menolak itu tidak etis karena beliau ikut urusi jenazah dan bahkan pimpin salat di rumah duka," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.