Seorang Murid Sekolah Dasar di Pulogadung Diduga Dicabuli Penjual Mainan
LN mengaku belum melaporkan hal ini ke pihak kepolisian karena ia akan lebih dulu membicarakannya dengan kekeluargaan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Murid di Sekolah Dasar di bilangan Pulogadung, Jakarta Timur menjadi korban pencabulan. Pelakunya diduga seorang penjual mainan di komplek sekolah itu.
FI (10), siswi kelas III, awalnya mengaku kepada orang tuanya bahwa dirinya sering dipegang di bagian payudara oleh pedagang bernama Suyatno (46).
"Dia habis ngaji, bilang habis dapat pelajaran tentang aurat. Terus saya jelasin ke dia soal aurat perempuan yang tidak boleh dipegang orang lain. Nah, dia bilang selama ini sering dipegang-pegang sama yang dagang mainan," kata LN (40), ibunda korban, Jumat (17/3/2017).
"Anak saya pulang dari tempat ngaji dapat pelajaran tentang aurat. Kemudian saya jelaskan aurat wanita ini itu dan nggak boleh dipegang. Kemudian anak saya bilang sering dipegang payudara sama kemaluannya oleh pedagang di kantin sekolah," jelasnya.
Baca: Sopir Angkot Cabuli Remaja 16 Tahun di Kebun Coklat, Korban Laporkan ke Orang Tuannya
Mendapat cerita itu, LN kaget. Ia pun menyampaikannya sang suami. Tak terima, pada Rabu (15/3/2017) ia dan sejumlah keluarga menyambangi sekolah untuk meminta kejelasan pelaku.
Namun, pelaku mengelak sehingga pada Kamis diadakan pertemuan dengan pihak sekolah untuk mengkonfrontir pengakuan korban dan pelaku.
LN mengaku belum melaporkan hal ini ke pihak kepolisian karena ia akan lebih dulu membicarakannya dengan kekeluargaan.
Namun, ia meminta kepada pihak sekolah untuk lebih pro aktif menangani masalah ini karena kabarnya ada puluhan siswi lain yang juga menjadi korban pencabulan oleh pelaku yang sama.
"Sejauh ini kami belum laporkan ke polisi. Tapi kami minta kepada pihak sekolah agar mengusir pelaku," kata LN.
Sementara itu, Cipto selaku Kepala Sekolah mengatakan, sejauh ini baru ada satu keluarga korban yang melaporkan tindakan asusila oleh penjual mainan itu.
"Sampai saat ini baru ada satu yang melapor ke pihak sekolah yakni orang tua korban atas nama FB," terangnya ketika ditemui di kantornya, Jumat (17/3).
Cipto menegaskan, pihaknya sudah melakukan mediasi untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya pada Kamis (16/3).
Dalam pertemuan yang dihadiri korban, keluarga korban, terduga pelaku pencabulan serta pihak sekolah.